Mohon tunggu...
Taufik Eko Susilo
Taufik Eko Susilo Mohon Tunggu... Akademisi | Staff Pengajar -

Akademisi | Assisten Dosen | Peneliti Muda

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Panjang Bengkulu

8 Agustus 2014   23:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:01 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2014 adalah tahun ke-6 saya merantau ke Solo meninggalkan Bengkulu di tahun 2008 silam. Menempuh pendidikan serta berkarier di kota ini membuat saya tidak akan pernah melupakan kampung halaman, Bengkulu. Untuk masalah pulang kampung, kalau masih kuliah dulu sempat untuk kembali ke Bengkulu 2 kali dalam setahun. Namun sejak mulai bekerja sekarang ada sensasi yang berbeda saat pulang ke Bengkulu. Setelah 6 tahun lamanya perubahan yang terjadi selama beberapa tahun belakangan Bengkulu semakin membaik baik secara kualitatif dan kuantitatif. Semakin lama semakin sesak kendaraan memenuhi jalan-jalan kota sedangkan secara kesadaran berinteraksi khususnya berkendara semakin baik dalam berlalu lintas, semakin tertib. Secara infrastruktur sebagai kota yang berkembang, Kota Bengkulu di tahun 2014 memperbaiki infrastruktur agar investasi dapat berkembang baik dari sektor industri, pariwisata, dan sektor-sektor lainnya.

Tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Pantai Panjang, Pantai yang membentang dari timur laut hingga barat daya Kota Bengkulu ini menyajikan cerita sendiri saat berkunjung ke sana. Pantai yang terdiri dari beberapa spot pantai lainnya, ada Pantai Pasir Putih, Pantai Jakat, Tapak Paderi, dan Pantai Kualo membentuk sebuah pantai yang sangat panjang. Itulah kenapa dinamakan Pantai Panjang. Di tahun 2014 ini saya mengunjungi Pantai bersama keluarga dan bermodalkan DSLR Canon 1100D dan sebuah Tripod kecil saya mempotret selama berada di Pantai Panjang. Hari Minggu, 3 Agustus 2014 dengan cuaca + 31 derajat celcius hampir memanggang badan ini selama berada di wilayah Pantai.

[caption id="attachment_351848" align="aligncenter" width="540" caption="Pantai Panjang Bengkulu"][/caption]

14074888471311475029
14074888471311475029

Pak Tohir dan Bu Kuncistati

[caption id="attachment_351852" align="aligncenter" width="540" caption="Bersama keluarga"]

14074889391447803716
14074889391447803716
[/caption]

[caption id="attachment_351853" align="aligncenter" width="540" caption="sedang menikmati ombak menepi di bawah teriknya jam 1 siang"]

140748899040883734
140748899040883734
[/caption]

Setelah di daerah Pasir Putih, kami ke arah pangkalnya dari Pantai Panjang daerah Kualo, lazimnya orang bilang. pertemuan antara air tawar dan air laut.

[caption id="attachment_351854" align="aligncenter" width="540" caption="Pantai Kualo"]

14074891581253965299
14074891581253965299
[/caption]

[caption id="attachment_351856" align="aligncenter" width="540" caption="Pasir Putih Pantai Kualo"]

14074892841319510974
14074892841319510974
[/caption]

14074893321156606058
14074893321156606058

Foto dengan Bu Kuncistati

14074894221289408589
14074894221289408589

menemukan buah pohon yang sering dijadikan

Kerinduan akan terpaan angin laut, suara gemuruh ombak, kerindangan dari pohon cemara laut, dan pemandangan biru laut serta putihnya pasir adalah momen yang ditunggu saat berkunjung ke sini. Bosan ? mungkin belum bertemu dengan rasa itu. Secara pribadi saat berkunjung ke Pantai Panjang, yang ada dalam benak hanyalah kenangan masa kecil yang mungkin tidak akan pernah untuk terulang kembali. Jadi kadang kita sering berkunjung ke suatu tempat yang menurut orang lain sudah bosan untuk mengunjunginya, hal tersebut tidak lain hanyalah cerita dibalik tempat tersebut, ada rasa untuk kembali ke waktu silam namun hal tersebut dirasa tidak akan mungkin.

14074896421209905451
14074896421209905451

14074899721554636944
14074899721554636944

Bagi sebagian orang lain juga mengunjungi tempat yang biasa dikunjungi waktu kecil dulu adalah tidak lain sebagai refleksi diri. Untuk menjadi seperti sekarang kadang bermula dari tempat yang tidak disadari dan akan dirindukan di masa depan. Tidak lebih dari itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun