Sebelumnya perasaan itu selalu datang dalam pikiran liar ku tetapi mengapa pedih yang di rasakan ini lebih dari sekedar sebuah kecelakaan dalam memendam sebuah rasa dan ingin kubuka segala apa yang ada, tapi hari demi hari yang ada hanya luka, Aku tak pernah memungkiri lagi apa yang akan terjadi untuk kedepan , rasa nya sudah hambar pandangan ku juga buyar , setega itu kau melukai perasaan seorang laki-laki hanya karena tak pantas mendampingi mu dalam kehidupan ini, setiap hari kabar mu adalah jawaban yang sangat berarti bagiku, perempuan tanpa alasan untuk selalu yang membersamai ku dalam setiap detik waktu kini ia lebih memilih menjauh tanpa arah tanpa pesan tanpa tujuan, Pria yang bersamamu saat ini mengetahui kecantikan mu tapi sedari pertama Aku yang menemukan hati bidadari yang kau punya, bukan pria yang jago memutar benda itu, yang kau jadikan pendamping mu saat ini, Aku seorang yang sedang berusaha mengetahui apakah kau bahagia atau sebaliknya, lantas mengapa cinta ku kau balas dengan rasa dingin tak menentu saat kita bertemu saling menatap satu sama lain , hati memberikan isyarat tapi kau pekat mengikat, mengunci lubuk hatimu agar aku tak bisa mendekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H