Mohon tunggu...
Taufik Akbar Karim
Taufik Akbar Karim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(FKIP) Universitas Islam Sultan Agung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pendidikan di Indonesia

8 Januari 2021   22:44 Diperbarui: 8 Januari 2021   23:31 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Ira Alia Maerani dan Taufik Akbar Karim

 PENDIDIKAN menjadi hal yang paling sering menjadi sorotan, karena lewat pendidikanlah sesuatu perubahan dimulai. Dan pendidikan merupakan pondasi penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa indonesia. Penciptaan generasi muda yang paham akan ilmu pengetahuan akan sangat penting untuk pembangunan di segala bidang.

Pendidikan merupakan sebuah kata yang sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan diartikan sebuah usaha sadar dan sistematis yang bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik .Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan setiap perubahan sosial, baik berupa dinamika perkembangan individu maupun proses sosial dalam hitungan skala yang lebih luas.

Inti dari sistem pendidikan nasional, tujuannya adalah 'mengembangkan potensi peserta didik'. Hal itu guna mencapai tujuan negara yaitu 'mencerdaskan kehidupan bangsa'. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Tak bisa di pungkiri bahwa pendidikan di indonesia masih belum merata masih banyak daerah terpencil yang belum tersentuh pendidikan dengan baik, dalam mengurangi masalah ini pemerintah sudah mulai mengurangi dengan penerapan sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB). dan juga dari segi tenaga pengajar, fasilitas dan sarana prasarana masih kurang memadai. Padahal dengan meningkatkan kualitas pendidikan akan meningkatkan kualitas SDM dan juga meningkatkan pembangunan bangsa.

Menurut laporan Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015 - program yang mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 72 negara, - Indonesia menduduki peringkat 62. Dua tahun sebelumnya (PISA 2013), Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah atau peringkat 71. (Youthcorpsindonesia.org, 21/5/2017)

Kemudian tahun 2017 Indonesia masuk peringkat pendidikan dunia atau World Education Ranking yang diterbitkan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Seperti yang dilansir The Guardian, Indonesia menempati urutan ke 57 dari total 65 negara dari segi membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan. (Kabarrantau.com 11/9/2017)

Ini merupakan bukti bahwa kualitas pendidikan di indonesia masih rendah dan ini juga di ikuti kualitas tenaga pengajar tapi bukan hanya itu namun juga dari sara dan  prasarana,  Prasarana harus lebih memadai agar mendukung pembelajaran.Secara umum Indonesia masih  kekurangan guru sekitar 1,1 juta guru, banyak di antaranya di daerah terpencil. Di mana masih banyak sekolah yang kekurangan guru utamanya di tingkat SD dan SMP, terlebih di daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal).

Namun  bagi daerah 3T pemerataan tersebut berupa kurangnya fasilitas pendidikan, yaitu kurangnya gedung sekolah bagi anak-anak daerah 3T. Susahnya akses menuju sekolah, tidak membuat patah semangat anak anak yang berada di pedalaman untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan meski mereka harus bersusah payah dan menghadapi rintangan yang begitu berat untuk mencapai tujuan mereka, yaitu untuk bersekolah dan memperjuangkan cita-cita mereka. hal ini berbanding terbalik dengan sekolah yang terdapat di perkotaan.

Kasus putus sekolah anak-anak usia sekolah di Indonesia juga masih tinggi. Berdasarkan data dari Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak setiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, Hal ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor ekonomi; anak -- anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga, dan pernikahan di usia dini," menurut Sekretaris Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc di Jakarta. Dalam laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka itu Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (18), sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik adalah 0,683.

Sekolah yang kualitasnya bagus karena memiliki pengajar yang kompeten, fasilitas lengkap, dan siswa-siswanya cerdas akan semakin bagus.Sedangkan sekolah yang kualitasnya sedang  justru sebaliknya, Sekolah yang kualitasnya sedang atau kurang bagus akan menjadi bertambah buruk. Sudah tenaga pengajarnya kurang kompeten, fasilitasnya kurang, sara prasarana menuju sekolah juga masih kurang memadai, siswa-siswanya juga kurang secara akademis. Ini menjadi ketimpangan. Sebagai contoh untuk mengikuti program kelas bertaraf internasional dibutuhkan biaya sampai puluhan juta dan pastinya hanya anak-anak dari golongan mampu yamg bisa mengikuti itupun mungkin hanya ada di sekolah yang terdapat di kota saja, sedangkan sekolah di daerah terpencil cuma hanya untuk bersekolah saja susah ditambah pandemi saat ini yang mengharuskan siswa belajar secara daring dari rumah. Tidak sedikit yang merasa susah untuk mengikutinya dari mulai terkendala gadget, jaringan yang belum merata di indonesia dan juga kuota internet. Yang maju akan semakin maju dan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun