Â
Pernahkah kamu membaca sebuah artikel yang begitu menarik hingga lupa waktu? Atau mungkin, sebuah kisah yang membuatmu termenung, bahkan tanpa sadar mengangguk setuju? Nah, itulah kekuatan storytelling dalam menulis. Bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membangun koneksi emosional dengan pembaca.
Kamu mungkin berpikir, "Tapi aku bukan penulis novel, bagaimana bisa bercerita dengan menarik?" Tenang! Storytelling dalam artikel bukan berarti kamu harus menulis seperti J.K. Rowling atau Pramoedya Ananta Toer.Â
Ada teknik sederhana untuk Menulis Artikel yang Menyentuh dan bisa kamu terapkan agar tulisanmu lebih hidup dan menyentuh.
1. Mulai dengan Hook yang Menggoda
Coba bayangkan, kamu membuka artikel dan langsung disuguhi dengan paragraf panjang penuh data. Apa yang terjadi? Kemungkinan besar kamu akan kehilangan minat. Sebaliknya, mulai dengan sesuatu yang menggoda: pertanyaan, kutipan, atau bahkan kisah pendek. Misalnya:
"Suatu pagi, seorang ibu muda duduk termenung di teras rumahnya. Secangkir kopi di tangannya sudah dingin. Ia baru saja kehilangan pekerjaannya. Namun, yang lebih menyakitkan adalah melihat anaknya bertanya, 'Ibu, hari ini kita makan apa?'"
Paragraf ini langsung membangun rasa penasaran dan empati, membuat pembaca ingin tahu kelanjutannya.
2. Bangun Alur yang Mengalir
Seperti kisah yang bagus, artikel juga butuh alur yang runtut dan mengalir secara alami. Gunakan struktur sederhana berikut:
- Pembukaan :Â Tarik perhatian dengan cerita atau fakta menarik. Contohnya, "Bayangkan kamu berada di tempat yang asing, tanpa peta, tanpa petunjuk. Begitulah rasanya membaca artikel tanpa alur yang jelas."
- Konflik atau Tantangan :Â Gambarkan masalah yang relevan. Misalnya, dalam artikel tentang kesehatan mental, kamu bisa menceritakan pengalaman seseorang yang berjuang dengan kecemasan berlebih.
- Solusi atau Pencerahan : Berikan wawasan, data, atau langkah konkret. Contohnya, jika kamu menulis tentang cara mengatasi writer's block, kamu bisa memberikan teknik Pomodoro atau free writing sebagai solusi.
- Penutup yang Berkesan : Akhiri dengan sesuatu yang membekas, bisa kutipan atau ajakan reflektif. Seperti, "Pada akhirnya, menulis adalah tentang berani mengungkapkan suara hati. Apa kisahmu hari ini?"
Dengan struktur ini, tulisanmu tidak hanya menarik tapi juga mudah dipahami.
3. Gunakan Emosi dan Detail yang Kuat
Storytelling yang baik membangun hubungan emosional dengan pembaca. Gunakan kata-kata yang menggugah indera dan perasaan. Bandingkan dua kalimat berikut:
- "Wanita itu sedih karena kehilangan pekerjaannya."
- "Matanya sembab, tangannya gemetar saat meremas ujung jilbabnya. Ia berusaha menelan ludah, tetapi tenggorokannya terasa kering."
Kalimat kedua lebih kuat karena memanfaatkan detail yang membangun suasana.