Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelance Berdaulat

*Pejalan yang membutuhkan Energi Langit* Penyuka bacaan: #Antropologi, #Sosiologi, #Poetri, #Sejarah, #Ekonomi, #sosialbudaya #kebijakan #kearifanlokal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tarian Tradisional Aceh: Tarian Saman Simfoni Gerakan yang Membawa Pesan Spriritual

29 Januari 2025   14:45 Diperbarui: 29 Januari 2025   14:45 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian Tradisional Aceh - Tari Saman bukan sekadar tari. Ia adalah nyawa yang berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya, mengalir dalam gerakan serempak, menggelegar dalam tepukan dada dan lantai, berkumandang dalam syair yang dikidungkan dengan serentak dan bersahut-sahutan.

Ia lahir dari rahim suku Gayo, tumbuh dalam tanah Aceh yang keras dan penuh gairah, lalu mengakar dalam sejarah sebagai pusaka yang dijaga, diwarisi, dan terus bernyanyi dalam denyut peradaban. Sebagai salah satu tarian tradisional Aceh, Tari Saman mencerminkan identitas budaya masyarakat setempat.

Sejarah Tari Saman

Pada zaman Kesultanan Aceh, Tari Saman sendiri hanya boleh dilakukan pada waktu perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di kawasan masjid dekat Gayo. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini kemudian dapat dipentaskan di acara-acara publik, seperti kunjungan tamu, pernikahan, pembukaan festival, dan acara-acara penting lainnya.

Nama "Saman" sendiri diambil dari salah satu ulama besar Islam Aceh bernama Syekh Saman. Pada mulanya, tarian ini merupakan permainan rakyat yang disebut Pok Ane. Kemudian, ditambah lagi dengan iringan syair berisi puji-pujian kepada Allah SWT yang kemudian menjadi salah satu media dakwah Tari Saman.

Tari Saman juga digunakan sebagai media dakwah, di mana para penari berlatih di bawah kolong masjid agar tidak tertinggal saat shalat berjamaah. Kemudian, Syekh Saman menambahkan puisi-puisi perjuangan pada tarian Aceh ini untuk meningkatkan semangat masyarakat setempat.

Tari Saman umumnya dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang akan dilakukan sambil berlutut atau duduk pada suatu barisan yang rapat. Pemimpin tarian ini akan duduk di tengah baris dan memimpin syair dalam bahasa Gayo.

Makna Gerakan

Alat musik yang digunakan untuk menarikan Tari Saman di antaranya adalah gendang tangan dan suara penari serta tepukan tangan dan dada. Keduanya kemudian dapat dikombinasikan dengan tamparan paha saat penari melakukan sinkronisasi dan melemparkan tubuh mereka ke arah yang berbeda sesuai irama.

Irama pada Tari Saman akan menekankan pada kemampuan kelompok untuk mengikuti gerakan, lagu dalam puisi, dan tarian yang dibawakan. Tarian ini akan dilakukan tanpa alat musik tertentu dan hanya menggunakan tepukan pada gerak tubuh yang dijadikan sebagai atribut. Berikut beberapa gerakan Tari Saman dan maknanya:

  • Menepuk kedua tangan ke dada dengan tempo yang tinggi.
  • Tepuk tangan yang satu pada bagian dada dengan up beat yang sedang.
  • Gesekan ibu jari dengan jari tengah yang disebut juga Kertip dengan tempo sedang.
  • Nyanyian lagu para penari yang kemudian akan menambah kedinamisan Tari Saman.

Terdapat lima cara menyanyikan lagu dalam Tari Saman, di antaranya:

  • Rengum, yakni mukadimah dan pembukaan tari saman yang diawali oleh pemandu tari.
  • Dering, sebagai rengum yang segera diikuti oleh semua penari. 
  • Redet, yaitu versi pendek dari lagu-lagu dengan suara pendek yang kemudian akan dinyanyikan oleh seorang penari di tengah-tengah tarian.
  • Syek, sebagai lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang bernada tinggi, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
  • Sair, lagu yang diulang-ulang oleh semua penari setelah dinyanyikan oleh seorang penari tunggal.

Asal Usul dan Perkembangan Tari Saman

Konon, di satu masa yang jauh, seorang ulama bernama Syekh Saman melihat bagaimana rakyatnya bermain, bagaimana tangan mereka beradu dengan tubuh dalam permainan rakyat yang disebut Tepuk Abe. Tapi sang Syekh, bukan orang yang biasa-biasa. Di matanya, tepukan itu bukan sekadar permainan. Ia melihat lebih jauh yaitu sebagai sebuah sarana untuk menyampaikan pesan, untuk menyebarkan dakwah, untuk mengajarkan kebersamaan, kedisiplinan, dan harmoni dalam gerakan. Maka, diciptakanlah Tari Saman, sebuah mahakarya yang akan terus hidup selama manusia masih menari dalam kebersamaan.

Keunikan Tari Saman, Tarian Tradisonal Aceh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun