Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelance Berdaulat

*Pejalan yang membutuhkan Energi Langit* =================================== Hai! Saya seorang penulis dan ghostwriter dari ACEH yang suka bercerita dan mengeksplorasi ide-ide baru, topik-topik unik dan pengalaman pribadi. Saya senang menciptakan karya-karya yang membuat orang berpikir tentang sejarah, kebudayaan, dan Adat istiadat dan gemar menjelajahi kehidupan dan keberagaman dunia. Dukungan Anda sangat berarti bagi saya, dan itu membantu saya terus berbagi cerita dengan Anda semua. Penyuka bacaan: #Antropologi, #Sosiologi, #Poetri, #Sejarah, #Ekonomi, #sosialbudaya #kebijakan #kearifanlokal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Pawang Harimau di Panton Luas, Aceh Selatan

31 Desember 2024   22:31 Diperbarui: 3 Januari 2025   13:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FGD Penyusunan Rencana Desa Panton Luas Aceh Selatan (Dok: Pribadi)

Melalui MDM yang sudah diakta notariskan bernama "Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Rimueng Aulia", masyarakat dilatih untuk memahami dinamika konflik, mengidentifikasi fase awalnya, dan merumuskan tindakan mitigasi. Pendekatan ini juga melibatkan kelompok masyarakat untuk memperkuat solidaritas dan kerjasama dalam menghadapi tantangan bersama. Dengan begitu, mereka tidak lagi menjadi pihak yang hanya menanggung risiko, tetapi menjadi bagian aktif dalam solusi.

Panton Luas adalah cerminan wilayah yang berada di garis depan konservasi dan kehidupan manusia. Di sini, harmoni antara manusia dan harimau bukan sekadar cita-cita, melainkan kebutuhan mendesak. Harimau adalah simbol keberlanjutan ekosistem, sementara masyarakat adalah penjaga tradisi dan peradaban.

Konflik ini mengajarkan kita tentang pentingnya adaptasi dan kolaborasi. Bahwa manusia, dengan segala kecerdasannya, tidak harus menjadi penguasa, tetapi mitra bagi alam. Seperti langkah MDM yang diterapkan di Panton Luas, harmoni hanya dapat dicapai jika ada kepercayaan, komunikasi, dan pemahaman mendalam antara kedua belah pihak.

Pawang Harimau: Penjaga Kearifan Lokal

Pawang harimau itu bernama Masrita adalah figur yang memiliki pemahaman mendalam tentang perilaku harimau dan ekosistem hutan. Dengan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun, mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan satwa liar. Dalam tradisi Aceh Selatan, pawang harimau tidak hanya mengandalkan ritual dan doa, tetapi juga pengetahuan praktis tentang perilaku satwa, pola migrasi, dan tanda-tanda kemunculannya.

Salah satu ritual penting yang sering dilakukan oleh pawang adalah kenduri tulak bala. Ritual ini melibatkan doa bersama dan penyembelihan hewan yang di letakkan di jalur harimau. Kenduri ini juga sebagai bentuk syukur sekaligus permohonan perlindungan dari marabahaya, termasuk ancaman harimau. Kenduri ini biasanya dihadiri oleh masyarakat setempat, di mana mereka bersama-sama berdoa untuk keselamatan desa dan keharmonisan hubungan dengan alam sekitar. Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam.

Masrita
Masrita "Pawang Harimau Panton Luas, Aceh Selatan (Dok: pribadi)

Selain ritual tersebut, pawang juga mendorong penanaman tanaman kecombrang (Etlingera elatior) di sekitar wilayah pemukiman sebagai salah satu upaya mitigasi konflik. Tanaman ini dikenal tidak disukai oleh harimau dan sekaligus menjadi penanda batas wilayah pemukiman masyarakat. Kecombrang tidak hanya berfungsi sebagai penghalang alami, tetapi juga memiliki nilai ekonomi bagi warga karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan masakan dan obat tradisional.

Pawang sering kali menjadi garda terdepan dalam menangani konflik satwa liar. Ketika harimau terlihat di sekitar permukiman, pawang memberikan panduan kepada masyarakat tentang cara mengurangi risiko. Mereka juga menjadi jembatan antara manusia dan satwa liar, memastikan bahwa tindakan manusia tidak memperburuk situasi konflik.

KSM Rimung Aulia: Pendekatan Modern untuk Konservasi

Dok: Pribadi
Dok: Pribadi

KSM Rimung Aulia lahir dari kebutuhan untuk memperkuat upaya konservasi di Panton Luas dan sekitarnya. Sebagai kelompok swadaya masyarakat, mereka fokus pada pelestarian satwa liar, khususnya harimau sumatera, melalui pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Rimung Aulia membawa perspektif modern dalam penanganan konflik manusia-harimau, termasuk pengelolaan habitat, edukasi masyarakat, dan pengembangan strategi mitigasi berbasis data.

Pendekatan yang digunakan KSM ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang diterapkan dalam program Masyarakat Desa Mandiri (MDM) oleh dan BKSDA Aceh. KSM Rimung Aulia tidak hanya memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara merespons konflik, tetapi juga menciptakan kesadaran akan pentingnya konservasi harimau untuk ekosistem yang sehat.

Relevansi dan Sinergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun