Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelancer Berdaulat

Pejalan yang membutuhkan Energi Langit

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengapa Museum Tsunami Aceh Jadi Destinasi Edukatif Penuh Makna

11 November 2024   16:38 Diperbarui: 18 November 2024   13:39 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Tsunami tampak dari depan. (dokumen pribadi)

Museum Tsunami Aceh tidak hanya menawarkan perjalanan sejarah, tetapi juga sebuah pengalaman yang melibatkan hati dan pikiran. Saat pertama kali melangkah masuk, kamu akan disambut dengan suasana yang tenang, namun mendalam---seolah-olah bangunan ini sedang bercerita kepadamu. Desain arsitekturnya, yang dirancang oleh Ridwan Kamil, penuh dengan simbol dan filosofi.

Setiap sudut bangunan ini memiliki makna yang ingin disampaikan. Misalnya, lorong panjang yang gelap di awal perjalanan akan membawa kita kembali ke perasaan tegang saat tsunami menerjang. Setelah itu, kita akan tiba di ruang yang terang, seakan memberi pesan bahwa selalu ada harapan di balik kegelapan.

Cerobong Doa

Cerobong Doa (Hendra Putra Irawan/djkn.kemenkeu.go.id)
Cerobong Doa (Hendra Putra Irawan/djkn.kemenkeu.go.id)

Salah satu yang paling mencolok adalah Cerobong Doa, sebuah ruangan dengan langit-langit tinggi yang memperlihatkan nama-nama korban. Berdiri di sana, rasanya seperti sedang diingatkan akan besarnya bencana yang menimpa, namun sekaligus dihadirkan dalam suasana yang penuh penghormatan. Ruang ini dibuat agar pengunjung bisa merasakan refleksi, mendoakan, dan menghormati mereka yang telah tiada.

Belum lagi desain eksteriornya yang menyerupai gelombang besar. Mungkin kamu berpikir, "Kenapa mesti menyerupai tsunami lagi?" Justru di situlah kekuatan desain ini---mengingatkan kita akan kekuatan alam, tetapi juga ketangguhan masyarakat Aceh dalam bangkit kembali. Ini bukan museum yang hanya "dilihat," tapi museum yang "dirasakan" dan "dipahami" sepenuhnya.

Museum Tsunami Aceh juga memanfaatkan teknologi audio-visual untuk menambah dimensi pengalaman. Ada ruangan-ruangan interaktif di mana kamu bisa menyaksikan cuplikan video, mendengar suara gemuruh ombak, dan membaca kisah para penyintas secara langsung.

Semua ini dilakukan untuk membantu kita, yang mungkin tidak mengalami bencana tersebut, merasakan sekelumit dari perjuangan dan keteguhan mereka.

Museum ini menyimpan tiga aspek penting yang akan mengajakmu larut: Sejarah Museum Tsunami Aceh, Desain Arsitektur Museum Tsunami Aceh, dan Kisah Penyintas di Museum Tsunami Aceh.

Setiap bagian membawa perasaan yang berbeda, mungkin saja kamu akan menemukan sisi emosional yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya.

Bayangkan berdiri di tempat yang bukan sekadar museum, tapi ruang hidup yang merekam ingatan kolektif kita sebagai bangsa.

Museum Tsunami Aceh memiliki tiga aspek utama yang mengundang kamu untuk lebih dari sekadar berkunjung, tapi benar-benar merasakan: Sejarah Museum Tsunami Aceh, Desain Arsitektur Museum Tsunami Aceh, dan Kisah Penyintas di Museum Tsunami Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun