Masjid Asal Panampaan berdiri dengan konstruksi utama dari kayu lokal yang berasal dari pepohonan di sekitar kampung. Dindingnya terbuat dari batu dan tanah kuning yang diambil dari sungai, sementara atapnya menggunakan ijuk dan pelepah aren yang dijalin dengan rotan.
Masjid ini memiliki ukuran yang tidak begitu luas, hanya 8x10 meter, namun terasa penuh dengan sejarah dan cerita. Empat tiang penyangga utamanya menopang kubah dan atap yang berbalut keindahan tradisional. Detail arsitektur ini mirip dengan yang ditemukan di Masjid Indrapuri di Aceh Besar dan Masjid Demak di Jawa Tengah, sebuah bukti adanya jejak peradaban Islam yang berkembang di seluruh Nusantara.
Cerita Mistis di Balik Keagungan Masjid Asal
Setiap tempat bersejarah tak lepas dari cerita-cerita yang beredar di masyarakat, dan Masjid Asal Panampaan pun tak terkecuali. Konon, masjid ini dibangun oleh Wali Allah yang menetap di sekitar Kerajaan Linge. Setiap hari Jumat, mereka datang dalam balutan jubah putih untuk menunaikan shalat, lalu menghilang begitu saja setelah shalat Jumat usai. Cerita ini terus hidup dari generasi ke generasi, seolah memberi lapisan misteri yang kian menguatkan kharisma masjid ini.
Destinasi Religi yang Sarat Makna
Bagi Anda yang berencana berkunjung ke Aceh, Masjid Asal Panampaan bisa menjadi tujuan wisata religi yang penuh makna. Selain beribadah, Anda bisa merasakan keteduhan dan ketenangan yang disuguhkan oleh tempat ini, seraya menyapa warga Blangkejeren yang ramah dan penuh kehangatan.
Di sekitar Blangkejeren, masih banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, namun Masjid Asal selalu akan menjadi titik utama untuk merasakan sejenak kedekatan dengan sejarah Islam di Nusantara. Kunjungan ini mungkin akan membawa Anda pada perspektif baru, menambah wawasan, dan mungkin menyentuh hati. [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H