Mohon tunggu...
Taufik Ikhsan
Taufik Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Ras Manusia

Art-enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Petani Negeri Sipil (Catatan TKD CPNS 2014)

15 Oktober 2014   21:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_366660" align="aligncenter" width="397" caption="Suasana CAT, Sumber: www.unpad.ac.id"][/caption]

Euforia. Sebuah kata yang pas untuk disematkan pada salah satu hajatan besar tahunan negeri ini. Dimana negeri ini mencari manusia-mausia yang memiliki kompetensi dan kepedulian tinggi pada negeri. Yang mampu berbakti dan mengabdi menjadi aparatur sipil negara, dan membangun sistem pemerintahan dalam lingkup terkecil yang mungkin nantinya berkesempatan masuk kedalam ring satu, tempat para penguasa pemerintahan.

Semenjak kuliah sarjana, saya sebenarnya tak terlalu tertarik untuk menjadi PNS atauh bahkan mengikuti seleksinya. Mungkin karena itu, setelah S1 dan S2 saya tidak serta merta membidik peluang untuk menjadi pegawai negeri, karena pikiran saya mengatakan lebih baik kerja di swasta yang pendapatannya bisa lebih besar,,hehe. Selama dua tahun setelah lulus S2, saya pun bekerja di beberapa tempat, dari bidang industri hingga perguruan tinggi (sebagai dosen).

Kemudian di tahun 2014, intoleransi saya agak berkurang ketika ada peluang yang bisa dibilang pas, antara bidang studi saya dengan formasi dosen di salah satu PT negeri. Mau tidak mau, suka tidak suka, akhirnya idealisme itu harus tunduk di depan formulir pendaftaran online cpns.kemdikbud.go.id. Akhirnya mendaftar, dan memilih lokasi tes di wilayah Bandung. Rupanya dua orang yang saya kenal mendapatkan jadwal dan tempat tes yang sama. 13 Okt sesi 1 di Fak. Kedokteran UNPAD Jatinangor.

Kami bertiga pun berangkat setelah subuh, dan sampai di tempat tes pukul 06.30. Peserta berangsur-angsur mulai ramai, verifikasi peserta dimulai pukul 07.00, dan simulasi dimulai pukul 07.30. Sekitar 62 peserta mengikuti tes sesi 1 tersebut, kalau dilihat-lihat memang masih muda-muda, hanya sedikit sekali yang tampangnya sudah 'berusia'.. :D. Tes dimulai pukul 08.00. Tiap peserta menempati komputer masing-masing.

Tes meliputi tiga bidang, Tes Kompetensi Pribadi (TKP), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Standar kelulusan dalam TKD adalah TKP >130, TIU > 70, dan TWK > 30. Durasi tes selama satu setengah jam, dan skor bisa dilihat langsung seketika kita selesai mengerjakan soal dan menekan tombol 'proses hasil' (ikon telapak tangan).

Ketika dalam perjalanan keluar gedung, saya curi-curi dengar percakapan dua orang yang baru saja ikut TKD tadi. "Duh, skor saya pas-pasan banget euy. Kalau gini kapan nikahnya?!". Wah, sebegitu kuatkah pengaruh seleksi CPNS?! Hingga target menikah pun ditentukan dari kapan lulus CPNS. Hmm,, dalam hati bertanya-tanya, mungkin semakin kuat kita bercita-cita lulus di seleksi CPNS, makin tergantunglah/ambisiuslah kita untuk menjadi abdi negara.

Skor memang langsung bisa dilihat dari monitor yang dipajang di lantai satu gedung. Disana sudah terpampang skor beserta rincian skornya untuk tiap peserta, peserta yang sudah tau skornya tidak memebuhi standar, harus keluar gedung dengan perasaan yang bimbang. Sementara yang lulus, bisa menarik nafas panjang kelegaan.

Beragam ekspresi ditunjukkan saat itu, mulai dari yang muram hingga yang sumringah bukan kepalang. Wajar saja, seleksi CPNS ini adalah lowongan pekerjaan yang bisa dimasuki semua kalangan. Jadi wajar, jika banyak orang menggantungkan harapan yang besar kepada lowongan ini. Yah sudahlah, yang penting ikhtiar sudah dilakukan, yang pasti hidup harus terus berjalan.

Pulang ke Bandung dari Jatinangor, saya mengambil Jl.Soekarno-Hatta siang itu. Lagi padat-padatnya dan panas-panasnya. Untuk meredakan ketegangan akibat tes tadi, dan mencairkan rasa panas di tenggorokan, saya sengaja berhenti sebentar di kedai es kelapa muda. Warungnya enak, didepannya terdapat pemandangan yang begitu asri walaupun diterpa panasnya matahari.

Segelas es kelapa tersaji, tanpa jeda langsung setengah gelasnya mengalir membasahi kerongkongan yang kering gara-gara menghujat betapa susahnya soal seleksi CPNS tadi.

Kunikmati pemandangan kebun jagung dan mentimun yang baru ditanam di depan mata. Angin sepoi-sepoi membantuku menghilangkan penat yang mengganggu. Kulihat dua orang petani sedang membersihkan rumput-rumput liar yang mengganggu lahan tanamannya. Sedikit demi sedikit, aku menemukan ketenangan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Ya, semakin aku melihat kedua petani itu bekerja di ladang, semakin aku terbawa suasana pekerjaan para petani itu. Keduanya begitu menemukan dunianya, walaupun hanya mencangkul dan mencabuti rumput. Tapi cara mereka bekerja membawaku ke dunia yang lebih 'sederhana'. Cara mereka bekerja seolah-olah mengatakan 'buat apalah memikirkan yang belum ada, jalani yang ada dengan penuh rasa syukur dan ikhlas'. Mereka seperti mengirim pesan padaku, jangan terlalu resah dengan masa depan, ketika waktunya makan pasti makan, ketika waktunya minum pasti minum, rezeki sudah ada yang mengatur.

[caption id="attachment_366654" align="aligncenter" width="277" caption="Doc. Pribadi"]

14133572391800632330
14133572391800632330
[/caption]

[caption id="attachment_366656" align="aligncenter" width="282" caption="Doc. Pribadi"]

14133573561478004350
14133573561478004350
[/caption]

Hidup ini bukan hanya 'pengejaran CPNS', hidup ini jauh lebih berarti dari itu. Jangan menganggap tidak lulus CPNS berarti berakhir sudah kehidupan. Petani yang tidak pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi pun tenang-tenang saja menghadapi segala ketidakpastian ini. Masa orang yang pendidikannya tinggi, takut sekali menantang kerasnya hidup.

Kedua petani di depan saya menunjukkan betapa hidup ini jangan terlalu dibikin rumit dan sulit. Sederhana koq, semua tergantung dari bagaimana cara kita memandang, mau berpikir luas atau berpikir sempit. Apapun profesinya, jalani dengan sepenuh hati, jangan disia-siakan kesempatan yang ada. CPNS lulus atau enggak lulus, jangan sampai mengubah segalanya. Life must go on!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun