Laksana kata pepatah, Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan jasa. Adapun jasa dan usaha besar beliau adalah : Menyiarkan ilmu Falak terutama di MinangkabauÂ
Memberantas Bid'ah dan khurafat
Memimpin Persatuan Guru Agama Islam (PGAI)Â
Mendirikan perkumpulan Tsamaratut Ikhwan yang membeli satu mesin cetak untuk mencetak kitab-kitab agama yang dikirimkan sewaktu-waktu kepada anggotanya dengan Cuma-Cuma (Gratis)
Demikianlah perjalanan tokoh pendidikan dan tokoh pembaharuan pendidikan, seorang putra daerah yang berkaliber International. Yang menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan dunia pendidikan. Sangat disayangkan, jejak kesuksesan beliau ini kita lupakan. Baik dengan sengaja atau karena tidak sengaja. Merupakan satu hal yang wajar, memberikan penghargaan kepada Beliau.Â
Meski hanya sebatas penyebutan nama jalan-jalan protocol di Bukittinggi, atau menamakan Salah satu gedung Kampus IAIN Bukittinggi dengan nama beliau, Perpustakaan Sjech M. Djamil Djambek Misalkan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan, demikian pepatah mengatakan.
 Sebagai Alumni, penulis berharap nama itu diabadikan di Kampus IAIN Bukittinggi, sebagai memori untuk mengenang kemulian beliau dalam mengembangkan syiar Islam, khususnya di Ranah Minang, diseentaro Indonesia pada umumnya. Semoga saja!  Â
- [1]. A.Rahman Ritonga, Sjech M. Djamil Djambe : Pendidikan Aqidah Menuju Kehidupan Yang bermoral, No. 2, Vol. 4, (Juli-Agustus 2007), h. 149
- [2] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta; Mutiara, 1979), Cet, ke-2, h. 33 Â
- [3]. Ibid, h. 88-89
- [4] A. Rahman. Ritonga, Op.cit, h. 155 Â Â
- [5] Mahmud Yunus. Op.cit, h. 160-161
- [6] Mahmud Yunus, op.cit
- [7] Ensiklopedi Minangkabau, h. 281-283Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H