Mohon tunggu...
Taufik Sugi Maulana
Taufik Sugi Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - Working Class

Football Traveller.. Scarves Addict..

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kain Rajut Unik Bernama Syal

6 November 2021   17:58 Diperbarui: 8 November 2021   21:34 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

   Dalam dunia supporter sepakbola selain jersey dan pernak pernik, ada cara lain seorang supporter menunjukan kecintaannya terhadap club kesayangan. Cara lain tersebut adalah dengan memiliki syal atau scarf club kesayangan. Syal merupakan kain rajut panjang yang biasanya berukuran satu meter dan bertuliskan nama atau logo club sepakbola dan biasanya sebagai alat untuk mendukung yang harus dimilikii oleh para supporter.

   Di eropa, awalnya syal digunakan oleh para supporter sebagai penghangat disaat musim dingin tiba. Dari yang semula fungsinya hanya sebagai penghangat tubuh saat menonton pertandingan sepakbola, seiring berjalannya waktu syal berkembang menjadi identitas sebuah club sepakbola. Biasanya official store dari sebuah club sepakbola  akan menyediakan syal untuk di jual guna melengkapi para supporter mendukung club kesayangan mereka. Tak jarang para supporter yang mendukung kesebelasan mereka bertanding tandang atau awayday biasa mereka menyebutnya, bertukar syal dengan para supporter tuan rumah guna menjalin persahabatan atau pun sebagai koleksi bagi mereka yang memang punya hobby mengoleksi syal. Dari syal juga biasanya mereka bisa mendapat apresiasi dari kubu lawan atau pun supporter lawan karena biasanya para supporter menggunakan syal sebagai alat untuk membuat koreografi. Bahkan dengan syal juga pemain memberikan apresiasi bagi para pendukung yang mengikuti pertandingan away mereka, biasanya para pemain akan menghampiri supporter dan para supporter akan memberikan syal mereka kepada pemain sebagai bentuk penghargaan karena telah berjuang demi club kebanggaan mereka. Hal tersebut merupakan sebuah kebanggan bagi para pendukung jika syal mereka di pegang dan ditanda tangani oleh seorang pemain. Karena hal tersebut yang akan membuat nilai syal tersebut spesial.

  Di Indonesia sendiri, terdapat komunitas para pecinta syal dan collector syal yang tergabung dalam Indonesia Football Scarves Collector. Awal mula komunitas ini terbentuk adalah dari salah satu media sosial. Indonesia Football Scarves Forum adalah nama awal mereka sebelum berubah menjadi Indonesia Football Scarves Collector (IFSC) sampai saat ini. IFSC mempunyai banyak regional hampir diseluruh Indonesia diantaranya regional Jabodetabek, brebes, kebumen, tegal, jember, bali, Balikpapan dan masih banyak lagi.

Di masing-masing regional biasanya mereka rutin melakukan forum kopdar. Disaat kopdar inilah mereka membawa syal dan biasanya mereka meletakan syal berjejer dan menyebutnya dengan istilah “jemur”. Selain kopdar tak jarang komunitas ini melakukan hal-hal positif lainnya seperti baksos, lelang syal untuk korban bencana alam dan sebagainya. Tidak hanya silaturami di dunia nyata, mereka juga membuat group facebook dengan anggota yang mencapai 20ribuan dari berbagai elemen supporter Indonesia. Selain berkomunitas, IFSC juga mengakomodir forum jual beli untuk syal atau scarf.

  Terkait harga syal yang dikoleksi para collector, ada harga syal yang fantastis hingga terjangkau. Bahkan harga satu buah syal bisa mencapai 3 juta jika syal tersebut mempunyai ciri tersendiri seperti kelangkaan syal tersebut, sejarah dari syal tersebut dan masih banyak faktor yang sangat menentukan harga sebuah syal. Cara untuk mendapatkan syal juga bervariasi, ada yang barter sesama supporter disaat laga tandang ada yang membeli dari luar negeri dan ada pula yang mengikuti pre order yang difasilitasi oleh regional masing-masing maupun pusat. Uniknya dalam memesan syal tersebut saat melakuakan pre order, ada yang pengerjaannya di eropa tepatnya di polandia ada juga yang pembuatan dan pengerjaannya dilakukan di indonesia.  Jika syal yang pengerjaanya di luar negeri biasanya memakan waktu yang cukup lama, kurang lebih 3-4 bulan. Akan tetapi kualitas yang dihasilkan syal made in poland biasanya akan lebih bagus lebih detail dan dari sisi kerapatannya pun cukup memuaskan. Sedangkan syal made in indonesia biasanya dari sisi kerapatan dan detailnya kurang begitu baik, hal tersebut biasanya disebabkan karena mesin pembuat syal di indonesia masih belum begitu canggih. Meski demikian, pembuatan syal dari indonesia tetap banyak banyak peminatnya. Bahkan untuk ukuran asia tenggara, pembuatan syal negara-negara tetangga seperti malaysia, thailand, brunei masih mempercayakannya kepada para pembuat syal dari indonesia. Hal tersebut merupakan sebuah kebanggan tersendiri.

   IFSC mempunyai semboyan Racun Berajut Menyatukan Kita – Tidak Ada Rival Di Dunia Rajut, yang mana hal tersebut adalah salah satu keinginan dari Komunitas ini yaitu membuat damai seluruh elemen supporter di Indonesia melalui rajutan benang yang disebut syal atau scarf. Tidak hanya untuk supporter indonesia saja, komunitas ini juga berharap supporter-supporter di kawasan asia tenggara khususnya dan dunia pada umumnya untuk bersatu dan tetap damai melalui persaudaraan yang dijalin melalui syal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun