Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seeking meaning and stories, for life is more than just scores 🎓

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Era Digital dan Transformasi Profesi Konseling: Peluang, Tantangan, dan Solusi

20 Desember 2024   15:02 Diperbarui: 20 Desember 2024   15:02 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.sumber gambar detik.com

Disusun Oleh Kardina Uwaya & Meilani Putri A. Takuloe, Murhima A. Kau

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, hampir seluruh aspek kehidupan kini terdigitalisasi, termasuk dalam dunia konseling. Konseling, yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka, kini mulai beralih ke platform digital dengan memanfaatkan aplikasi dan media sosial sebagai sarana utama untuk memberikan layanan. Era digital ini membuka peluang besar bagi para profesional di bidang konseling untuk memperluas jangkauan layanan mereka, memungkinkan individu di seluruh dunia mengakses dukungan psikologis tanpa batasan geografis. Namun, transformasi ini juga membawa berbagai tantangan, baik dari segi teknis maupun etis. Isu-isu seperti privasi data, keamanan informasi, serta kesulitan dalam membangun hubungan emosional yang mendalam dalam sesi online menjadi permasalahan yang perlu diatasi.

Era digital telah mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan mengakses informasi. Dalam konteks profesi konseling, transformasi ini membawa dampak yang signifikan, baik dalam hal peluang maupun tantangan. Dengan kemajuan teknologi, konselor kini dapat menjangkau klien dengan cara yang lebih fleksibel dan inovatif. Namun, perubahan ini juga menuntut konselor untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru yang mungkin tidak selalu familiar bagi mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai peluang yang ditawarkan oleh era digital dalam profesi konseling, tantangan yang dihadapi oleh para konselor, serta solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika ini, diharapkan para konselor dapat memanfaatkan teknologi secara efektif untuk meningkatkan kualitas layanan mereka.

ERA DIGITAL DAN TRANSFORMASI PROFESI KONSELING

Era digital bukan hanya sekedar jargon. Pada kenyataannya, hingga saat ini, Indonesia masih memerlukan transformasi infrastruktur Informasi Teknologi, penegakkan kedaulatan data dan akhirnya undang-undang perlindungan data pribadi. Masalah-masalah yang terjadi pada hari ini, tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara yang sama seperti dalam konsep lampau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan dan solusi dalam menghadapi Era Digital, adapun metode dalam penelitian ini adalah studi pustaka (Library Reseach). Era digital tidak mungkin hanya dihadapi dengan pengembangan teknologi tanpa melibatkan dinamika sosial di dalamnya. Selain menyiapkan daya saing yang unggul, perlu dibangun kesadaran dan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi perkembangan dunia saat ini, terutama di zaman post truth, ketika informasi yang mengalir deras tanpa kejelasan kebenarannya. Perlu dirumuskan strategi kebijakan nasional melalui kesadaran dan kedewasaan berpikir dan juga pendidikan masyarakat perlu mulai diadaptasikan untuk memenuhi kebutuhan keahlian di era ini. Dari penelitian ini ada beberapa hal disarankan dalam menghadapi era digital adalah perlunya perubahan penerapan sistem pada lembaga pendidikan Islam ke arah transformasi digital, selain kompetensi inti, tenaga pendidik juga dituntut mempunyai sebuah kualifikasi dan kompetensi pendukung meliputi: kelincahan, inovasi, kreativitas, antisipasi, eksperimen, keterbukaan pikiran, dan networking (jejaring). Dengan ini semua manajemen lembaga pendidikan Islam di era digital ini dapat dijalankan sesuai dengan harapan semua pihak."menurut Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah

Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama pada aspek sosial berupa perubahan pola interaksi sosial sebagai fokus praktik pekerjaan sosial. Hal ini menjadi tantangan bagi profesi pekerjaan sosial, bukan hanya pada bagaimana melakukan intervensi, melainkan juga pada transformasi yang harus dilakukan dalam praktik berbasis teknologi. Namun demikian, situasi ini menciptakan peluang bagi praktik pekerja sosial karena dapat menjangkau lebih luas dan lebih banyak masalah sosial ataupun upaya peningkatan keberfungsian sosial penerima manfaat. Dengan menggunakan metode studi literatur, artikel ini bertujuan mengkaji tantangan dan peluang profesi pekerjaan sosial dalam menyongsong era 5.0 yang menempatkan kebermanfaatan teknologi terutama bagi kepentingan manusia sebagai prioritasnya. Hasil studi menunjukkan profesi pekerjaan sosial telah melakukan transformasi pelayanan sosial bagi para penerima manfaat, sehingga produk sosial yang diciptakan dapat tersebar lebih luas dan lebih cepat tanpa batasan ruang dan waktu. Hal ini menunjukkan telah terjadi percepatan proses pemberian pelayanan sosial. Namun, jika dibandingkan dengan sektor bisnis, proses adopsi teknologi pada bidang pekerjaan sosial jauh terhitung lambat. Berbagai perubahan yang terjadi menjadi tantangan dan peluang bagi profesi pekerjaan sosial dan entitas pendidikan bidang pekerjaan sosial sebagai institusi pencetak calon pekerja sosial yang berpeluang melakukan rekayasa sosial di tengah masyarakat. Profesi konselor menjadi semakin penting di abad ke-21 seiring dengan kompleksitas permasalahan manusia dalam era digital dan globalisasi. Transformasi dalam bidang bimbingan dan konseling di Indonesia semakin relevan dengan dinamika perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, masih terdapat tantangan dan hambatan, seperti keengganan untuk beradaptasi dengan teknologi baru, keterbatasan sumber daya, dan stigma terhadap kesehatan mental. Selain itu, bimbingan dan konseling juga berperan dalam pembangunan masyarakat Indonesia, membantu individu mengatasi masalah pribadi, mengembangkan kemandirian, mengatasi masalah sosial, dan mengembangkan potensi mereka. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang tantangan, inovasi, dan peran bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia menjadi penting untuk memastikan pengembangan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat" Journal Of Social Science Research

PELUANG KONSELING

Di era digital saat ini, Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam profesi konseling. Era digital telah menciptakan peluang baru, namun juga menghadirkan tantangan yang perlu dihadapi oleh para konselor. Sebagai mahasiswa semester 1 yang baru mempelajari dunia konseling, saya merasa penting untuk memahami bagaimana era digital mempengaruhi profesi ini. Salah satu peluang terbesar yang ditawarkan oleh era digital adalah aksesibilitas. Dengan adanya platform online, konselor dapat menjangkau klien dari berbagai lokasi tanpa batasan geografis"teknologi telah memungkinkan konselor untuk memberikan layanan mereka kepada klien yang mungkin tidak dapat mengakses layanan secara langsung." Hal ini sangat penting, terutama bagi individu yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki mobilitas terbatas. Menurut Smith (2021),

Selain itu, teknologi juga memungkinkan penggunaan alat bantu yang inovatif dalam proses konseling. Misalnya, aplikasi kesehatan mental dan platform telehealth dapat membantu konselor dalam memantau kemajuan klien dan memberikan dukungan secara real-time. "Penggunaan aplikasi dapat meningkatkan keterlibatan klien dan memberikan alat untuk mengelola kesehatan mental mereka sendiri," kata Johnson (2022).

TANTANGAN KONSELING

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun