Created By Reski Akili, Siti Nabila, Nazwa Naysila Hakim, Irvan Usman
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Dengan akses yang hampir tak terbatas ke platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, media sosial memberikan berbagai manfaat, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental.
 Menurut World Happiness Report 2024, terdapat riset yang menyimpulkan bahwa Generasi Z memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya dan lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap masalah ini adalah penggunaan media sosial yang tidak tepat. Penggunaan media sosial dapat memudahkan kehidupan Generasi Z jika digunakan dengan bijak. Namun, jika digunakan secara berlebihan atau tanpa kendali, media sosial dapat menjadi sumber stres dan kecemasan.
 Dalam artikel ini, kita akan membahas pengaruh positif dan negatif media sosial serta cara menjaga keseimbangan dalam penggunaannya.
Manfaat Media Sosial bagi Gen Z
Bagi Generasi Z, media sosial bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk membangun hubungan, belajar, dan mengekspresikan diri. Berikut beberapa manfaat utama media sosial bagi Gen Z:
1. Meningkatkan Koneksi Sosial
Media sosial memungkinkan mereka untuk tetap terhubung dengan teman, keluarga, dan komunitas, bahkan jika mereka berjauhan. Hal ini membantu membangun dukungan emosional yang penting untuk kesejahteraan mental.
2. Platform Ekspresi Diri
Banyak anak muda menggunakan media sosial sebagai ruang untuk mengekspresikan diri, berbagi minat, dan menunjukkan kreativitas. Ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan atas identitas mereka.
3. Akses ke Informasi
Media sosial menjadi sumber belajar yang kaya, baik untuk pendidikan formal maupun untuk mencari informasi tentang kesehatan mental, gaya hidup, dan isu global.
4. Kesempatan Karier dan Koneksi Profesional
Platform seperti LinkedIn atau bahkan TikTok telah membuka peluang karier baru bagi banyak anggota Gen Z, membantu mereka mengembangkan keterampilan atau menemukan komunitas profesional yang sesuai dengan minat mereka.
Dampak Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental
Meski memiliki banyak manfaat, media sosial juga membawa risiko yang dapat memengaruhi kesehatan mental jika tidak digunakan dengan bijak. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang sering dialami oleh Generasi Z:
1. Perbandingan Sosial yang Berlebihan
Di media sosial, banyak pengguna memamerkan aspek terbaik dari hidup mereka. Hal ini sering membuat orang lain merasa rendah diri karena membandingkan diri mereka dengan standar yang tidak realistis. Akibatnya, banyak Gen Z yang mengalami kecemasan atau depresi.
2. FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO, atau ketakutan akan ketinggalan, adalah fenomena yang umum di kalangan pengguna media sosial. Ketika melihat teman atau idola melakukan hal-hal menarik, mereka mungkin merasa cemas atau kurang puas dengan hidup mereka sendiri.
3. Cyberbullying
Media sosial membuka peluang terjadinya perundungan online. Komentar negatif, ancaman, atau pelecehan di dunia maya dapat menyebabkan trauma emosional yang serius.
4. Gangguan Tidur
Banyak anggota Generasi Z yang sulit lepas dari ponsel mereka, bahkan saat malam hari. Kebiasaan scrolling hingga larut malam dapat mengganggu pola tidur, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial
Untuk mengurangi dampak buruk media sosial, penting bagi Gen Z untuk mengambil langkah-langkah proaktif. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Batasi Waktu Penggunaan
Mengatur batas waktu harian untuk media sosial dapat membantu mengurangi kecanduan dan dampaknya pada kesehatan mental.
2. Pilih Konten dengan Bijak
Fokuslah pada akun atau konten yang memberikan inspirasi, motivasi, atau informasi positif. Hindari akun yang memicu perasaan negatif atau perbandingan sosial.
3. Luangkan Waktu Tanpa Gadget
Istirahat dari media sosial secara teratur dapat membantu mengembalikan fokus dan mengurangi stres. Ini juga membuka peluang untuk terlibat dalam aktivitas lain yang lebih produktif.
4. Cari Dukungan Profesional
Jika media sosial sudah berdampak negatif secara signifikan pada kesehatan mental, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.
 Media sosial adalah alat yang kuat, namun seperti pedang bermata dua, ia dapat memberikan manfaat atau dampak buruk tergantung pada bagaimana penggunaannya. Generasi Z, sebagai generasi digital, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan media sosial secara bijak. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan lingkungan, media sosial dapat menjadi platform yang memperkaya kehidupan mereka tanpa mengorbankan kesehatan mental.
 Penting bagi individu, keluarga, sekolah, dan pemerintah untuk bersama-sama membangun budaya digital yang sehat dan mendukung kesejahteraan generasi muda. Dengan begitu, media sosial dapat menjadi alat yang memperkuat potensi Gen Z, bukan menjadi ancaman bagi kesehatan mental mereka.
Kesimpulan
Media sosial adalah alat yang sangat kuat, tetapi juga bisa menjadi pedang bermata dua. Bagi Generasi Z, penting untuk memahami bagaimana media sosial memengaruhi kesehatan mental mereka. Dengan pendekatan yang bijak, media sosial dapat menjadi sumber inspirasi dan koneksi, tanpa mengorbankan kesejahteraan emosional. Mari gunakan media sosial secara sehat agar manfaatnya lebih besar daripada risikonya
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S. (2020). Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja di Indonesia. Jurnal Psikologi dan Pendidikan, 10(2), 45-52.
Kusuma, A. P. (2021). Media Sosial dan Perilaku Generasi Z: Dampak Positif dan Negatif. Jurnal Komunikasi Indonesia, 7(1), 12-25.
Putri, R. A., & Widodo, S. T. (2022). Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Tingkat Depresi pada Remaja. Jurnal Psikologi Klinis, 9(3), 88-97.
 Susanto, H. (2019). Peran Media Sosial dalam Mendukung Kesehatan Mental Generasi Z di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Psikologi, Universitas Indonesia, 3(2), 113-120.
World Happiness Report. (2024). Why are young people in the U.S. so unhappy? Harvard Public Health. Diakses dari harvardpublichealth.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H