Created By Regina Saleh,Rahmadina Pontoh,Vriska.O.Kolopita, Irvan Usman
Iman baik dalam konteks agama maupun keyakinan pribadi, memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi stres dan depresi. Stres dan depresi merupakan dua masalah kesehatan mental yang kerap dialami banyak orang di era modern ini. Berbagai faktor seperti tuntutan pekerjaan, masalah ekonomi, konflik keluarga, dan tekanan sosial dapat menjadi pemicu. Dalam konteks ini, iman memiliki peran penting sebagai sumber kekuatan spiritual yang membantu individu menghadapi dan mengatasi tekanan hidup. Stres dan depresi adalah dua kondisi yang sering dihadapi manusia dalam kehidupan modern. Salah satu pendekatan efektif untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan memperkuat iman. Keyakinan spiritual terbukti mampu memberikan ketenangan batin, harapan, dan makna hidup yang dapat membantu seseorang mengatasi tekanan mental dan emosional.
1. Keimanan Sebagai Sumber Ketenangan Hati
Keimanan sebagai sumber ketenangan hati merupakan konsep yang diajarkan dalam berbagai agama dan tradisi spiritual. Keimanan memberikan rasa aman, harapan, dan kepercayaan kepada Tuhan atau kekuatan yang lebih besar, yang membantu seseorang menghadapi kehidupan dengan tenang dan penuh keyakinan.
Menurut  Al-Ghazali (2001) menekankan bahwa iman yang kuat kepada Allah dapat memberikan ketenangan batin bagi seorang Muslim. Dalam Ihya' Ulum al-Din, ia mengutip ayat Al-Qur'an yang mengatakan, "Sesungguhnya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang" (QS. Ar-Ra'du: 28). Iman yang kokoh dapat menenangkan jiwa yang gelisah, mengurangi kecemasan, dan memberi rasa aman. Ketika seseorang memiliki keyakinan penuh bahwa Allah selalu mendampinginya, bahkan dalam kesulitan, ia akan merasakan kedamaian yang mengatasi stres dan kecemasan.
2. Hubungan Iman dan Pengendalian Diri
Hubungan antara iman dan pengendalian diri sangat erat dan saling mendukung. Iman, sebagai keyakinan yang mendalam kepada Tuhan dan ajaran agama, memberikan dasar moral dan spiritual yang kuat bagi seseorang untuk mengendalikan dirinya.
Menurut Al-Ghazali (2001) juga membahas tentang pentingnya pengendalian diri dalam menghadapi berbagai godaan dan cobaan hidup. Stres dan depresi sering kali muncul ketika seseorang kehilangan kontrol atas emosinya atau terlalu terpaku pada dunia material. Al-Ghazali mengajarkan bahwa dengan memperkuat iman, seseorang dapat mengendalikan hawa nafsu, menjauhi perasaan berlebihan (baik itu marah, cemas, atau putus asa), dan menggantinya dengan sikap sabar dan tawakal. Ini adalah cara untuk mengurangi dampak negatif stres.
3. Iman Mengurangi Perasaan Tidak Berdaya