Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seeking meaning and stories, for life is more than just scores 🎓

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak Trauma Masa Lalu,Terhadap Kesehatan Mental Di Masa Depan

18 Desember 2024   14:29 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:58 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Created By Muh Naufal Farid, Musrifat Laode Raeha, Miftahul Jannah Yusuf, Irvan Usman


Trauma masa lalu memiliki dampak yang mendalam terhadap kesehatan mental individu di masa depan. Pengalaman traumatis, baik yang dialami di masa kanak-kanak maupun dewasa, sering kali meninggalkan jejak yang sulit dihapus, mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri, orang lain, dan dunia sekitar mereka. Menurut Judith Herman, seorang ahli trauma, “Trauma adalah pengalaman yang mengubah cara seseorang memahami dirinya dan dunianya, meninggalkan bekas luka yang tidak terlihat tetapi terasa di seluruh aspek kehidupan” (Herman, 1992). Hal ini menunjukkan bahwa trauma bukan hanya peristiwa tunggal, tetapi sebuah pengalaman yang membentuk cara berpikir, merasakan, dan bertindak seseorang di masa depan.

Dampak trauma yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Bessel van der Kolk, seorang ahli trauma terkenal, menambahkan bahwa, "Trauma tidak hanya mengubah cara seseorang merasa, tetapi juga mempengaruhi struktur dan fungsi otak, yang berkontribusi pada kesulitan dalam mengatasi perasaan dan pengalaman masa lalu" van der Kolk, (2014). Dengan kata lain, trauma dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik, mempengaruhi kemampuan individu untuk membangun hubungan yang sehat, serta berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

1.Gangguan Kecemasan dan Depresi

Trauma yang dialami pada masa lalu, baik berupa kekerasan fisik, emosional, atau seksual, dapat menyebabkan individu tersebut lebih rentan terhadap gangguan kecemasan dan depresi. Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman trauma dapat mengubah cara otak memproses informasi emosional, yang mengarah pada perasaan cemas dan tertekan. menurut Bremner, J.D.,( 2006,) “Trauma dapat mempengaruhi sirkuit otak yang terkait dengan pengaturan emosi, membuat individu lebih terhadap stress dan kesulitan dalam mengatasi perasaan stress.”

Isolasi Sosial dan Penurunan Interaksi Tatap Muka

PTSD adalah gangguan mental yang sering terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Gejala PTSD meliputi kilas balik, mimpi buruk, kecemasan berlebihan, dan perasaan terisolasi. Pengalaman tressn di masa lalu dapat memicu gangguan ini bertahun-tahun kemudian, mengganggu kualitas hidup dan kemampuan untuk berfungsi secara normal. Van der Kolk, B.,( 2014,). Berpendapat bahwa Trauma masa lalu sering kali memicu reaksi emosional yang berlebihan, dan perubahan dalam stress saraf pusat dapat menyebabkan gangguan stress pascatrauma, yang berdampak pada kehidupan sehari-hari seseorang.” 

3. Masalah Relasional dan Perilaku

Individu yang mengalami trauma di masa kecil atau dalam hubungan yang buruk sering kali mengembangkan pola hubungan yang tidak sehat di masa depan. Mereka mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat, sering merasa terancam atau sulit mempercayai orang lain, dan mungkin menunjukkan perilaku adiktif atau autodestruktif sebagai mekanisme untuk mengatasi rasa sakit emosional mereka. Menurut Herman J.L. (1997) “Trauma masa lalu dapat mengganggu kemampuan individu untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang sehat, dan bahkan dapat menyebabkan perasaan isolasi dan ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain.” 

4. Perubahan dalam Persepsi Diri

Seseorang yang mengalami trauma masa lalu, terutama dalam bentuk pelecehan atau pengabaian, mungkin mengembangkan perasaan rendah diri atau perasaan bahwa mereka tidak layak mendapat kasih tress atau perhatian. Ini dapat mengarah pada masalah harga diri yang rendah dan perasaan tidak berharga.karna menurut.Perry, B.D.(,2001) Individu yang mengalami trauma sering menginternalisasi pengalaman stres mereka, yang dapat merusak rasa harga diri dan mempengaruhi pandangan mereka terhadap dunia

5. Perubahan Struktur Otak

Penelitian dalam neuropsikologi menunjukkan bahwa trauma dapat mengubah struktur dan fungsi otak, terutama di area yang berkaitan dengan pengaturan emosi, memori, dan pemrosesan rasa takut. Ini dapat menyebabkan individu yang mengalami trauma memiliki kesulitan dalam mengatasi tress dan mungkin lebih mudah mengalami gangguan kecemasan dan depresi di masa depan. menurut Teicher, M.H.( 2016).Trauma masa lalu mengubah struktur otak, khususnya dalam hal amigdala dan hippocampus, yang berperan penting dalam respons terhadap tress dan pengaturan emosi.” 

6.Menurunkan daya ingat

Otak memainkan peran vital dalam menyimpan berbagai pengalaman hidup, termasuk trauma psikologis yang dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. Trauma yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem saraf dan mempengaruhi daya ingat seseorang.

Penelitian menunjukkan bahwa trauma berdampak pada tiga area otak utama: hippocampus, amigdala, dan korteks prefrontal. Pada penderita PTSD, ditemukan peningkatan aktivitas amigdala namun dengan pengurangan ukuran hippocampus, yang mengakibatkan gangguan memori dan peningkatan respons emosional terhadap trauma.

Kondisi ini dapat memicu pelepasan hormon kortisol (hormon stres) yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat merusak sel-sel hippocampus. Akibatnya, penderita trauma sering mengalami kesulitan dalam mengendalikan pikiran, mengingat informasi baru, dan mengatasi ketakutan terkait pengalaman traumatis mereka di masa lalu.


KESIMPULAN

Trauma masa lalu memiliki dampak mendalam pada kehidupan seseorang, mempengaruhi aspek mental, fisik, dan sosial. Pengalaman traumatis dapat mengubah cara seseorang berpikir dan berperilaku, serta mempengaruhi kemampuan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Secara psikologis dan perilaku, trauma dapat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan emosi, kecemasan berlebihan, dan ketidakpercayaan terhadap orang lain. Individu mungkin mengembangkan mekanisme pertahanan yang tidak sehat, seperti isolasi diri atau ketergantungan pada zat tertentu. Dampak fisik juga dapat muncul dalam bentuk gangguan tidur, sakit kepala kronis, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.

Meski dampak trauma dapat sangat signifikan, penting untuk diingat bahwa kondisi ini dapat ditangani dengan bantuan profesional yang tepat. Melalui terapi dan dukungan yang sesuai, seseorang dapat belajar mengelola dampak trauma dan mengembangkan strategi koping yang lebih sehat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Green, J. G., et al. (2010). "Childhood Adversities and Adult Psychiatric Disorders in the National Comorbidity Survey Replication I: Associations with first onset of DSM-IV disorders"

             Archives of General Psychiatry, Vol. 67(2), pp. 113-123

             DOI: 10.1001/archgenpsychiatry.2009.186

McLaughlin, K. A., et al. (2017). "Childhood Trauma and Neural Development: A Systematic Review"

            The Lancet Psychiatry, Vol. 4(10), pp. 822-832

            DOI: 10.1016/S2215-0366(17)30266-8

Teicher, M. H., & Samson, J. A. (2016). "Annual Research Review: Enduring neurobiological effects of childhood abuse and neglect"

            Journal of Child Psychology and Psychiatry, Vol. 57(3), pp. 241-266

            DOI: 10.1111/jcpp.12507

Hughes, K., et al. (2017). "The effect of multiple adverse childhood experiences on health: a systematic review and meta-analysis"

            The Lancet Public Health, Vol. 2(8), pp. e356-e366

            DOI: 10.1016/S2468-2667(17)30118-4

Anda, R. F., et al. (2006). "The enduring effects of abuse and related adverse experiences in childhood"

            European Archives of Psychiatry and Clinical Neuroscience, Vol. 256(3), pp. 174-186

           DOI: 10.1007/s00406-005-0624-4

Siswanto, et al. (2020). "Dampak Trauma Masa Kanak-Kanak terhadap Kesehatan Mental Dewasa: Studi Literatur"


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun