Sardono Projokusumo alias Don alias projo adalah seorang bankir muda. Walaupun masih muda, ia sudah dipercaya menduduki jabatan salah satu direktur sebuah bank swasta. Kehidupan yang serba cukup, bahkan cenderung lebih, membuatnya leluasa untuk melakukan apapun. Termasuk untuk 'jajan' dengan wanita-wanita selain istrinya.
Suatu hari, kebahagiaannya mulai terusik saat ia terseret kasus kredit macet yang menimpanya. Kasusnya menjadi bahan gorengan koran-koran nasional, bahkan televisi yang saat itu baru bermunculan ikut menaikan popularitasnya didepan publik.
Hukuman penjara sepuluh tahun akhirnya dijatuhkan majelis hakim kepada Projo. Mulai dari tingkat pertama hingga tingkat kasasi ia tetap diputus bersalah atas kasus tersebut. Setelah proses yang cukup panjang, akhirnya ia pun akan merasakan penjara yang sesungguhnya. Dua tahun berlalu, sahabatnya Zul mengajukan gagasan yang cukup gila. Yaitu dengan menukar posisinya di dalam penjara dengan Projo yang lain. Itulah pekerjaan yang akan dijalani Brojo setelah bertemu dengan Pak Zul tempo hari.
Singkat cerita, strategi Zul berjalan dengan mulus. Projo sudah berada diluar penjara dan Brojo kini yang berperan sebagai Projo didalam sana. Berada diluar penjara tidak menyenangkan yang Projo kira. Ia tetap harus menjaga penampilannya dan tidak bisa bergerak bebas.
Namun, hal sebaliknya dirasakan Brojo. Ia merasa meskipun dipenjara ia tidak seperti dipenjara. Malah hidupnya lebih makmur dibanding diluar sana.
Di sini ia hanya tinggal tidur, mandi, buang hajat, main bola, ngerokok. Makanan sudah terjamin, tukang cuci ada, kasur empuk, lebih empuk daripada yang ada di kontrakannya. Para petugaspun ramah kepadanya, berbekal uang bulanan yang disiapkan Zul, ia bisa melakukan apapun selama tidak keluar dari penjara.
Boleh dikatakan penjara yang sesungguhnya adalah lingkungan yang ada diluar tembok. Justru disini ia merasa menjadi manusia sesungguhnya yang segalanya tercukupi.
Ternyata penjara tidak begitu mengerikan seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Dan berada diluar penjara membuat Projo gelisah, dan dihantui banyak pertanyaan. Namun, pada akhirnya ia bisa mengetahui segala hal yang selama ini ditutup-tutupi darinya.
Projo & Brojo tidak hanya mengisahkan bagaimana proses pertukaran narapidana yang terjadi. Ada intrik didalamnya. Di keluarga, di dalam persahabatan, di lingkungan masyarakat, di pemerintahan, bahkan hal-hal disekitar selangkangan pun ada.
Buku yang ditulis oleh pengarangnya saat ia dipenjara ini irit dalam dialog, irit pula dalam memahaminya. Anda tak perlu mengerutkan dahi saat membacanya. Cukup duduk senyaman mungkin dan mulai membuka halaman demi halaman untuk ikut berada didalam 'penjara'.
Lantas, apakah Setya Novanto, Gayus Tambunan dan narapidana lain yang pernah keluar masuk penjara untuk plesiran itu terinspirasi dari kisah yang ada dalam buku ini? Yang jelas Projo & Brojo adalah pemeran utama dari 'sinetron' Napi Yang Ditukar.