Jika hidup itu merupakan ibarat lari marathon,sebenarnya kita hanya butuh untuk mengalihkan fokus pada kenikmatan dan kebahagiaan yang sebenarnya banyak telah disuguhkan. Akan tetapi, biasanya kita hanya memilih untuk segera menuntaskan keletihan diri.
Di kilometer 4, sebenarnya tubuh ini pun sudah sengkil dan engkel kaki terasa seperti kambuh. Dan jika dibayangkan jarak yang harus ditempuh masih 4x jarak yang telah dilalui. Pikiran untuk DNF pun seolah menjadi racun tersendiri, toh tidak ada punishment atau kerugian lainnya kalau gagal finish. Tapi, apa menariknya hidup jika saya menyerah? Stronger to Victory!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H