Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan dalam Melakukan "Upgrade" terhadap Niat

14 Januari 2022   16:56 Diperbarui: 14 Januari 2022   17:03 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Rutinan Bulanan di Omah Maneges, Muntilan (Dokpri)

Hujan gerimis menemani malam rutinan MQ ke-127 di Omah Maneges, Muntilan. Kondisi cuaca yang kurang bersahabat beberapa waktu sebelumnya, nampak bukan menjadi suatu alasan untuk enggan duduk bersama. Sebab dalam rutinan atau sinau bareng seperti ini, merupakan salah satu bagian aktivitas yang menjadi salah satu wujud akselerasi dari "terus nandur" dalam konteks keilmuan yang selalu diupayakan oleh jamaah maiyah dulu-dulur Magelang khususnya.

Ada salah satu jamaah dari Dusun Dukun yang datang awal sebelum acara dimulai bernama Bapak Aan. Beliau seorang bapak berusia 47-an tahun yang datang dengan harapan bahwa akan mendapati pengajian bersama Mbah Nun. Salah seorang dulur menjelaskan bahwa benar jika disini akan diselenggarakan acara maiyah, tapi tidak ada Mbah Nun.

Rasa kecewa mungkin sedikit nampak dari gesture tubuh beliau. Akan tetapi, sambutan hangat dari dulur-dulur yang sudah datang nampaknya membuat Pak Aan untuk bersedia meluangkan waktu untuk duduk bersama. Sekaligus bisa berbagi cerita tentang pengalaman awalnya bersinggungan dengan Maiyah. Beliau nampak bersemangat kembali, sebab pertemuan dengan maiyah itu sendiri dianggap sebagai suatu keberkahan sendiri bagi beliau.

Tak selang berapa lama, acara dimulai dengan tadarrus surat Al-Fatir yang dibawakan oleh Mas Virdhian dan Mas Guntur. Lalu, dilanjutkan dengan pembacaan pilihan wirid dan sholawat Munajat Maiyah untuk menggugurkan kewajiban sekaligus menjadi upaya awal menyamakan frekuensi bermaiyah. Tentu saja, suasana-suasana kebersamaan ketika bermuanjat seolah menjadi salah satu alasan atau niatan dulur-dulur untuk selalu meluangkan waktunya duduk bersama menghabiskan malam.

"Upgrade Niat" menjadi tema rutinan pada malam ini. Dengan berbekal sinau bareng di Kadipiro bulan sebelumnya, tema ini dipilih sebagai pijakan langkah yang harus dikuatkan sedari awal. Mas Topan memberikan prolog tema pada awal acara dengan mengatakan bahwa menurut kaidah keilmuan, suatu tujuan akan tercapai bergantung kepada niat. Sedangkan dalam suasana rutinan itu sendiri, niat itu bisa dicari dengan menanyakan kepada masing-masing dari diri kita sendiri tentang alasan mengapa kita berkumpul bersama pada malam ini?

"Mengapa kita disini? Mengapa kita tidak memilih malam mingguan? Atau bersantai dirumah dengan ancaman hujan?" pertanyaan-pertanyaan yang coba dipantik. Sebab, yang akan kita lakukan di rutinan ini menurut Mas Topan adalah sinau bareng. Tidak ada proses belajar itu membuat diri nyaman. Dibutuhkan ongkos perjuangan dan mungkin pula penderitaan. "Tapi, apa kita sinau hanya mencari kebenaran? Sedang yang ditemukan dalam pertemuan maiyah intinya adalah keindahan." pungkasnya.

Pak Dadik merespon tema upgrade niat dengan memberikan pandangan bahwa niat merupakan langkah awal yang tidak diucapkan secara lisan, melainkan hanya diteguhkan di hati. Upgrade disini menurut beliau lebih ke suatu kesadaran dari kita untuk menyapa niat yang kita miliki dan menjadikannya sebagai formulasi untuk mewujudkan segala sesuatunya yang telah dijadikan niat. Maka dari itu, menurut Pak Dadik, apabila yang menjadi niat merupakan sesuatu hal yang baik, maka hasilnya pun diri kita akan mendapat balasan kebaikan jua.

Kebetulan, pada acara , malam itu hadir Bapak Sudarmono yang merupakan teman Mbah Nun saat SMA. Beliau banyak menceritakan kisah dan pengalaman beliau saat masih bersama dengan Mbah Nun. Begitu pula, Pak Aan yang juga diberikan kesempatan untuk menceritakan keajaiban pengalamannya, dan di antara kedua tamu tersebut, tentu terkandung khasanah keilmuan yang bisa dipetik oleh dulur-dulur yang hadir pada malam itu.

***

Mas Munir yang pada malam itu mengisi sela-sela waktu dengan lagu-lagunya, mampu memberikan hiburan kepada dulur-dulur yang malam itu duduk melingkar. Kegembiraan terpancar ketika Mas Munir yang notabene dirinya adalah seorang seniman mampu menggubah suasana serius menjadi keceriaan. Mas Dhian sebagai moderator kemudian meminta dari dulur-dulur putri yang hadir untuk memberikan respon.

Lempar-lemparan microphone pun terjadi di antara mereka. Sebagaimana seorang perempuan yang mayoritas menyukai hal-hal yang berbau drama. Perlu ada sesuatu yang mesti didramatisir, meskipun akhirnya Mba Harnum memberanikan diri untuk menyampaikan pendapatnya. Bagi Mba Harnum, niat itu nantinya berhubungan dengan ujian ketika akan melakukannya, selalu naik-turun. Terlebih, dengan cuaca yang seringkali hujan seperti ini. Lantas, Mba Harnum menanyakan bagaimana menjaga alur itu biar tetep stabil?

Tak lupa, Mas Munir juga ikut memberikan pandangannya terkait tema. Dirinya mengutarakan pendapat dengan suatu tanya, apa perbedaan antara niat dan istiqamah? Yang tentu saja bisa dikaitkan dengan apa yang telah Mba Harnum sampaikan. Bagi Mas Munir sendiri, istiqamah merupakan suatu yang lebih dirinya pegang daripada niat. Dirinya juga tidak mengetahui mengapa dirinya lebih memperdulikan sesuatu yang sudah bergulir mesti dijaga keistiqamahannya. Antara niat dan istiqomah, selalu menang istiqomahnya, sebab masing-masing niat itu tidak bisa disamakan, kecuali satu kebersamaan seperti ini (rutinan bulanan).

Malam sepertinya lebih menarik ketika ternyata masing-masing dari apa yang disampaikan selalu menitikan titik persambungannya, terlebih ketika Mas Fathur, yang sebelumnya cukup lama bekerja di Jakarta dan menjadi jamaah rutin Kenduri Cinta, ikut menyampaikan bahwa dalam kebiasaan sinau bareng seperti ini, tanpa Mbah Nun sekalipun, diri kita terlatih untuk tidak terlalu mengidolakan sosok-sosok tertentu dan lebih berpijak pada niat tumbuh bersama dengan cara seperti ini. Bahkan, menurut Mas Fathur, apa yang dilakukan bersama seperti ini bisa menjadi salah satu amalan sunnah Guru (Mbah Nun), dengan melek bengi dalam forum sinau bareng ini.

***

Di sesi terakkhir, Mas Virdhian melontarkan pertanyaan ke dulur-dulur, apa beda antara update dan upgrade? Mas Topan kemudian meyakinkan, bahwa kita harus mengetahui perbedaan kedua hal tersebut. Update tidak memperbaharui sistem, kecuali hanya pemabaruan informasi atau notifikasi. Sedang upgrade adalah pembaruan sistem, atau dengan kata lain ada suatu tidakan baru yang diterapkan tanpa mengubah keutuhan sistem yang lama. Hal ini bisa kita lihat pada segala maintenance dalam alat apapun.

Pak Sholeh menekankan bahwasanya niat itu jika sudah tertanam pasti akan menjadi laku yang bisa kita lihat atau titeni bersama. Sebab segala niat yang ada di dalam hati akan menjadi algoritma yang nantinya akan mewujud dalam segala tindak aktualisasi. Seperti halnya sholat, niat yang menjadi syarat utama tetap membutuhkan segala bagian anggota tubuh agar kita bisa mengamalkan ibadah sholat secara dhohir.

Dan juga, segala amalan semua niat itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Semua pada akhirnya akan menjadi suatu proses yang tak pernah berhenti akan terus kita tanam dalam kehidupan tanpa tahu akan seperti apa hasilnya. Tapi kita juga mesti waspada, bahwa apapun segala bentuk niat baik dengan segala pejuangan dan pengorbanan itu jangan membuat kita lalai atau kurang waspada, hingga menjadikan diri merasa berhak untuk menuntut Allah Swt.

-

Omah Maneges, 8 Januari 2022  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun