Sebuah cinta yang ketika engkau berada di dalamnya akan menemukan tempat bersandar dan kebahagiaan, yang tak akan terkoyak oleh belati sang waktu.
Ketika engkau terbangun, biarkan saja tangisan itu tetap membekas. Biarkan luka itu menganga dan mengakibatkan luka di hati. Sebab, keadaan itu mungkin bisa menjadi salah satu cara membuka hijab-hijab yang selama ini menutupi hati. Atau biarkan lubang itu menjadi jalan bagi rahmat untuk masuk dan memberikan ketenangan di hatimu. Tidak ada penawar yang lebih ampuh kecuali engkau menemukannya sendiri di dalam hati.
Apabila engkau mencari penawar ataupun penghibur di luar diri, layaknya wangi bunga mawar yag kau kira menjadi bagianmu, maka usaha itu akan terasa melelahkan bahkan mungkin merendahkan dirimu. Jadikanlah semesta adalah bagian darimu, bukan sebaliknya.Â
Apakah engkau pernah melihatku terluka ataupun lelah? Sementara yang aku lakukan hanya duduk dengan sabar dan diam di tempatku.
Dan jika merasakan rindu ini termasuk bagian dari meminta sebagian darimu. Disaat engkau tertawa atau menangis, saat bahagia ataupun duka, adakah yang aku tunggu selain melihat senyum semesta itu? Sekalipun ini sebatas mimpi, atau ketika aku sadar kelak masih mendapati rasa ketenangan darimu, bolehkah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H