Berkaitan dengan maiyah yang memiliki makna umum kebersamaan, Bapak Musta'in menyampaikan bahwa Allah akan menjaga orang yang melakukan kebersamaan, terlebih dengan Tuhan. "Mudah-mudahan saya ikut bersama orang-orang yang betadabbur dan dirahmati Allah", pungkas beliau.
Berani Untuk Dekat dengan al-Qur'an
Sesi terakhir menjadi giliran dari Mbah Nun. Tadabbur untuk mengartikannya antara tafsir jangan diperdebatkan. "Tidak mungkin tadabbur dilakukan tanpa fungsi tafsir.Â
Dan tidak mungkin tafsir dilakukan oleh mufassir tanpa psikologi tadabbur. Jadi di antara keduanya seperti simbiosis mutualisme." kata Mbah Nun. Pokoknya, asalkan persentuhanmu dengan Al-Qur'an itu membuat hidupmu lebih baik, akhlakmu lebih mulia, pikiranmu lebih hernih, hatimu lebih lembut, dan ibadahmu lebih meningkat.
Maka tadabbur itu dilihat apa yang keluar dari dubur. Hasil perenungan yang akhirnya membuatmu lebih baik. Yang gak boleh putus asa itu terhadap pertolongan Allah. Yang bisa bikin Mbah Nun kerasan di dunia karena Al-Qur'an. Al-Qur'an bagi Mbah Nun merupakan zona sangat aman.
Yang jadi permasalahan menurut Mbah Nun yakni selama ini Al-Qur'an kurang dekat sama manusia. Terkadang ditakut-takuti jangan berani-berani menafsirkan, nahwu shorof saja tidak bisa. Â Padahal Al- Qur'an itu untuk seluruh manusia. "Wong iku rodo kendel idek quran, biasane kan digusah", kata Mbah Nun. Kita harus rajin mengamati dan membaca sesuatu, membaca kehidupan, sampai saatnya mendapati fadhillah.
Al-Qur'an itu untuk seluruh manusia, bukan hanya untuk orang pintar saja. Ayat-ayatnya akses-able, untuk siapa saja. Tadabbur itu supaya tidak takut untuk dekat dengan Al-Qur'an. Dan mudah-mudahan anda semua akrab dengan Al-Qur'an. Yang tekstual itu Al-Qur'an, tapi semua yang di semesta itu ayat Allah semua. Allah akan memaparkan kepada kalian semua ayat-ayatnya, bahkan di dalam diri kita dan alam semesta.
Secara tadabbur, Mbah Nun menyatakan bahwa mosok sifat Allah hanya 99? Allah Maha Tidak Terhitung. Mbah nun kemudian menyampaikan salah satu firman Allah, "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah". Tadabbur bisa membuat lebih merdeka tapi Mbah Nun juga menasihatkan untuk tetap berhati-hati, dan juga perlu bertanya pada mursyid, agar tidak keblabasen.
***
Yang terakhir ada sesi tanya jawab, salah satunya dari Mas Iqbal yang mengajukan 2 pertanyaan. Terkait muththaharah terhadap mushaf tadabbur; dan kedua kriteria mushaf tadabbur apa yang bias kita pelajari agar tidak mudah tersesat?
Mbah Nun memberikan jawaban bahwa kita harus membiasakan diri untuk tidak hanya berpikir secara teknis, melainkan juga secara esensial substansial. Yang nomer satu itu hatimu bersih. Hanya saja Mbah Nun balik bertanya, "menurut sampean sing sopan iku wudhu apa tidak?" Itu kalimat untuk bersuci merupakan kalimat informasi apa kalimat perintah? ini kan informasi, kalau pikiran kita tidak tercerahkan, kita tidak akan akses-able dengan Al-Qur'an.