Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bewol: Pentingnya Arti Keselamatan

27 Agustus 2021   15:04 Diperbarui: 27 Agustus 2021   15:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa penting kata selamat dalam hidup anda? Kalau diperhatikan secara seksama, selamat merupakan tujuan atau kebutuhan? Ketika selamat sering digunakan setelah sampai tujuan, apakah selama dalam perjalanan kita tidak membutuhkan keselamatan? Apakah kita bisa memastikan keselamatan dan terbebas dari ancaman marabahaya? Apapun bentuknya.

Sore itu, kebetulan Bewol dan Gus Welly sedang  membahas tema yang mungkin saja bisa dikaitkan dengan keselamatan.

"Saya pernah merevisi doa yang sudah sejak SD saya biasa panjatkan, hanya karena merasa masih terlalu egois." Bewol tiba-tiba bercerita.

"Bagaimana itu ceritanya? Memang kapan kamu merevisi doa itu?" kejar Gus Welly penasaran, sebab Bewol orangnya terkadang sedikit nyelenh.

Bewol kemudian bercerita tentang pengalamannya meramu doa yang singkat, padat, dan tidak berbelit-belit. Meramu bukan berarti dia ahli, tetapi justru karena banyak sekali doa yang ketika dipahami dengan banyak mencari maknanya, masih terlihat egois bagi Bewol karena banyak menjadikan diri sebagai subjek utama.

Menurut Bewol kala itu lumrah-lumrah saja, namanya juga manusia. Dan ketika meletakkan harapan --meskipun banyak memohon demi kebaikan diri--- mungkin itu merupakan satu-satunya tempat bagi kita dapat mencurahkan semuanya. Namun bagi Bewol, kala itu dirinya tetap merasa pakewuh apabila dia begitu rewel dengan banyak tuntutan, sedangkan sudah sangat jelas bahwa "innallaha 'ala kulli syai'in qadir".

Begitu banyak kompleksitas masalah ke mana dirinya menghadap menjadikan Bewol berinisiasi membuat penyintas yang mungkin saja baginya bisa mewakili. Bewol berpikir bahwa tidak mungkin dia menghabiskan banyak waktu untuk mendoakan satu per satu tiap orang yang ditemuinya, dan memohon kebaikan padanya. Tidak mungkin dirinya dapat menyelesaikan segala kompleksitas masalah yang dilihatnya karena dirinya sadar memiliki batas.

"Terus doamu bunyinya bagaimana waktu itu?" tanya Gus Welly.

"Aku hanya berdoa, 'Ya Allah tunjukkanlah hamba jalan lurusmu untuk mencari rahmat, rizky dan ridhomu, agar aku dapat membantu keluargaku, saudaraku, teman-temanku, serta orang-orang di sekitarku." terang Bewol. "Aku tidak bisa menodong, kecuali hanya bisa meminta petunjuk." lanjutnya.

"Nah, sudah bagus begitu mengapa kamu revisi lagi, Wol?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun