Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadikan Pengalaman sebagai Guru Terbaik

31 Desember 2020   22:53 Diperbarui: 28 April 2021   06:48 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika menarik sedari awal sepanjang perjalanan 2020, kita juga telah menerapkan prinsip Jejeg Ajeg Tatag Teteg. Yang filosofinya sudah terwakili oleh poster yang terpampang. Bahwasanya, ia adalah sebuah pohong yang menjulang tinggi. Jejeg Ajeg pohon tersebut hanyalah tentang sebuah pertumbuhannya yang mengikuti cahaya. 

Sedang Tatag Teteg-nya adalah sebuah kesetiaan kepada cahaya. Ilmu hanyalah penghias, layaknya bunga yang disaat mekar memberikan keindahan. Tapi keindahan itu tidak abadi karena  suatu saat akan layu, gugur. Akan tetapi jika kemanfaatan ilmu itu digunakan dengan sebaik-baiknya, bukan tidak mungkin sebuah pohon baru sanggup tercipta atas andilnya.

Sekali lagi, masalah bukanlah sebuah penghambat, melainkan tantangan yang mesti ditapaki untuk naik ke level berikutnya. Masalah seharusnya tidak menjebak diri untuk fokus kepada subjek, akan tetapi lebih kepada objek dari permasalahan itu sendiri. 

Sekalipun tidak bisa kita melepaskan dari subjek, setidaknya hal tersebut tidak menjadikan alasan bagi kita untuk mengurangi kadar cinta. Syukur-syukur justru semakin menambah rasa kerinduan dan cinta untuk tetap saling mengikat diri dalam kebersamaan.

Alhamdulillah, segala kabar dari sedulur-sedulur Maneges Qudroh tidak pernah lepas dari luasnya hikmah atas rahmat yang selalu menaungi kita. Rutinan mingguan Selasan menjadi keberkahan tersendiri bagi Maneges Qudroh karena selalu diberi kekuatan dan diperjalankan secara kolektif dengan selalu melantunkan wirid dan sholawat Maiyah.

Sebagai penutup refleksi tahun ini, tidak ada daya ataupun kekuatan yang terjadi tanpa ijin dari Allah yang selalu menjadi hikmah terlepas dari segala bentuk pengalaman yang telah dilalui. 

Maka, sebenarnya tidak ada pengalaman itu buruk karena pengalaman merupakan guru kesejatian. Dan demi massa depan yang masih ghaib, kami hanya bisa memohon "Rabbi Anzilni Munzalan Mubarokan wa Anta Khoirun Munzilin."

***

Magelang, 31 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun