***
Sedikit tambahan; ketika saya mencoba menelisik "Quiz Ular" tersebut, tiba-tba sepintas muncul rangkaian angka yang lain, yaitu 2111. Saya mencoba kepo terhadap angka tersebut dengan formulasi yang sedikit berbeda. Jika Mbah Nun mengambil 20-20 sebagai tahun, saya mencoba sedikit improvisasi dengan angka 21-11 sebagai tanggal dan bulan.
Lalu, saya dipertemukan dengan ayat, "Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang dholim yang teIah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya)" (21:11). Ada ketersambungan yang saya garis bawahi, yakni kata dholim. Mungkin ini akan menjadi lebih luas jika diteruskan, akan tetapi saya hanya mencoba lebih ringkas dalam menyampaikan apa yang sudah menjadi tugas.
Jika kita lebih membaca ayat sebelum dan sesudahnya, itu akan menjadi lebih menarik. Keadaannya mungkin tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi saat ini menurut sepemahaman saya. Tak jarang orang mereka  yang kurang bisa meresapi nikmat dan menyangkanya sebagai suatu adzab, justru memilih untuk alternatif lain yang lebih mudah, misalnya dengan berpindah ke suatu tempat yang dirasa aman.
 Hingga sampai di ayat ke-14, dalam firman tersebut terdapat sebuah pernyataan, "Aduhai, celaka kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang dhoIim" (21:14). Lantas kebinasaan seperti apa yang akan kita alami? Bisakah kita menawarnya? Atau setidaknya masih adakah kesempatan untuk segera memperbaikinya? Setidaknya dengan mengambil kembali tongkat yang telah dilemparkan atau dengan membiasakan diri mengambil sikap mengapit tangan di bawah ketiak dengan harapan keadaan bisa kembali seperti semula.
***
Magelang, 3 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H