Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sekujur Rindu Sang Mawar

4 Juli 2020   21:28 Diperbarui: 4 Juli 2020   21:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasih,
Lama tak bersua dalam kata
Tangan serasa enggan tuk menguntai kata
Dan memilih tuk menunggu awan kelabu merajut rintik hujan
Yang segera bertatap dalam isyarat mendung yang mulai menyapa

Kasih,
Rembulan pun mulai sayu
Meninggalkan remang yang semakin temaram
Ketika cahaya terlihat malas merayu
Menceritakan angan yang sedang berwajah muram

Oh, pilu..
Ia hanya membisu
Memainkan belati yang ia biarkan menari di tempurung hati
Ia hanya bersembunyi
Menertawakan lara yang ia biarkan merajah di sekujur rindu Sang Mawar

Lalu,
Ia hanya mati
Meneteskan asa ketika tabir menguak
Menikmati halunya hasrat kenikmatan,
Gara-gara terlalu sering merasa hidupnya, abadi

***

27 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun