Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Peluk Nestapa

13 Juni 2020   14:57 Diperbarui: 13 Juni 2020   14:58 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Butuh puluhan ribu tapak untuk berani mengucap
Di ujung batas prasangka atas lelah
Dari terik matahari hingga berganti semilir rembulan
Bukan untuk apa melainkan demi sebuah sapa

Kulihat kebodohan menunggangi jengkal akal
Kurasakan hina disetiap pandang yang menghujam
Kupeluk nestapa disetiap harap tentang sebuah tujuan
Bahkan kudobrak niscaya yang menghalangi batas segala keutuhan

Sungguh entah...
Mengapa rindu terlalu mengekang hingga rela menghilangkan aku
Mengapa cinta begitu terasa menyesatkan arah untuk bertemu
Walau mungkin hanya demi sebuah sapa untukmu, Kasih

***

19 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun