"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (96:6-7)
Jadi biarkan saja mereka akan membuka atau menutup pintu, mencemaskan kedatangan atau bahagia dalam nyamannya kesendirian. Jangan menggantungkan harap kepada manusia, jika tak ingin kecewa. Namun, jangan sampai kehilangan akal untuk terus mencintai mereka, sekalipun mereka berlaku keji terhadapmu. Karena pada akhirnya, kita akan lebih banyak menuai hikmah asal kita mau menahan diri dengan sabar.
Dia Maha Memberi, bahkan sebaik-baiknya pelindung. Dia memberikan karunia yang dianugerahkan kepada yang dikehendaki, terutama atas ketulusan niat-niat tanpa tendensi beraneka ragam keinginan lahiriah. Bukankah niat itu akan sampai tujuan atau tidak tergantung kejernihan niat itu sendiri? Yang menginginkan perubahan tapi ternyata menginginkan ketenaran. Yang memberikan banyak kelebihan, tetapi mengharap kembalian. Yang merasa paling mesra dengan Tuhan, namun ternyata hanya ingin sekedar mencari perhatian manusia. Yang mendambakan perdamaian dan kesejahteraan, tetapi perilakunya banyak memantik permusuhan dan kebencian.
Dan, sangat mungkin jika aku termasuk satu diantara banyak manusia yang benar-benar melampaui batas, kan? Sedang gerbang-gerbang, pintu-pintu, atau sesuatu yang menutupi itu memang seharusnya terbuka.
12 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H