Sedang langkah antisipasi, sekalipun sudah mendayagunakan akal dengan maksimal. Namun ketika lepas dari rasa menahan diri sehingga membuat langkah-langkah lain yang tidak sejalan menjadi sesuatu yang salah karena tidak sesuai dengan pilihan diri atau golongannya, maka berhati-hatilah. Terlepas dari segala bentuk keadaan atau wabah yang telah berubah menjadi ancaman yang mengganggu kenyamanan diri.
"Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu."
Segala langkah antisipatif telah dituliskan oleh para Malaikat. Baik ketulusan ataupun tipu daya, manusia tidak akan pernah mampu mengatahui dengan akal atau nalar sehebat apapun. Tendensi-tendensi penekanan kepentingan perlu lebih diperhatikan dan lebih diperlakukan dengan penuh kelembutan. Malaikat-malaikat telah menuliskan segala tipu daya yang telah diperbuat manusia.
Yang pasti, manusia beruntung telah diberikan sapaan kelembutan. Bukan kemurkaan yang bisa saja langsung meluluhlantahkan segala kehidupan dalam sekejap. Atas Rahman Rahim-Nya, kesempatan untuk berbenah diri sekali lagi telah diberikan. Tapi, manusia terlalu menganggap semua adalah panggung sandiwara, hingga mereka terkadang terlena telah membuat tipu daya-tipu daya bagi diri ataupun lingkungannya dengan label cap kebenaran. Wallahu a'lam bish-showab.
11 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H