Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikmati Kebingungan

27 April 2020   15:54 Diperbarui: 27 April 2020   15:47 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih sangat jauh dan tidak ada satupun yang sanggup memprediksi keadaan klimaks akan seperti apa. Atau mungkin bisa juga masa kehadiran Rasul adalah klimaks sebuah kehidupan, dan masa-masa kini adalah penutupan. Mungkinkah?

Jikapun manusia berkenan untuk bersinergi, semua pasti dapat berjalan sebagaimana kehidupan-kehidupan surga. Namun, ini di dunia yang merupakan banyakna mereka-mereka yang hidup mencari keuntungan dalam bentuk apapun. 

Di dunia, mereka lebih memaksakan diri dari pada menahan diri. Mereka lebih mencari perhatian sesamanya daripada mencari perhatian Tuhannya. Lantas adakah yang salah?

Jarang sekali terucap rasa syukur di dalam keadaan seperti ini. Mereka pasti akan mendapatkan cap 'yang tega hati'. Namun apakah salah jika mensyukuri rahmat yang telah datang? 

Mensyukuri karena telah diberikan kesempatan untuk menikmati kebingungan atau pikiran yang sedang kalut? Meski, sampai sekarang pun mereka masih saja mlt-mlt terhadap kebingungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun