Masih sangat jauh dan tidak ada satupun yang sanggup memprediksi keadaan klimaks akan seperti apa. Atau mungkin bisa juga masa kehadiran Rasul adalah klimaks sebuah kehidupan, dan masa-masa kini adalah penutupan. Mungkinkah?
Jikapun manusia berkenan untuk bersinergi, semua pasti dapat berjalan sebagaimana kehidupan-kehidupan surga. Namun, ini di dunia yang merupakan banyakna mereka-mereka yang hidup mencari keuntungan dalam bentuk apapun.Â
Di dunia, mereka lebih memaksakan diri dari pada menahan diri. Mereka lebih mencari perhatian sesamanya daripada mencari perhatian Tuhannya. Lantas adakah yang salah?
Jarang sekali terucap rasa syukur di dalam keadaan seperti ini. Mereka pasti akan mendapatkan cap 'yang tega hati'. Namun apakah salah jika mensyukuri rahmat yang telah datang?Â
Mensyukuri karena telah diberikan kesempatan untuk menikmati kebingungan atau pikiran yang sedang kalut? Meski, sampai sekarang pun mereka masih saja mlt-mlt terhadap kebingungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H