Bewol terduduk di luar ruangan, memilih untuk sendiri disaat teman-temannya sedang asik membicarakan sesuatu. Termangu mendengarkan apa yang sedang diperbincangkan. Mencoba untuk sebisa mungkin memahami, melibatkan asih yang telah menahan rindu dan menunggu untuk segera dicumbu. Namun nafsunya memberontak di dalam dirinya, sehingga kemesraan menjadi jarak yang dibuatnya sendiri.
Gus Welly nampak tidak nyaman dengan pemandangan tersebut, sehingga ia terlihat tak seperti biasanya dalam memaparkan sebuah penjelasan. Namun, posisi beliau di acara membuat Gus Welly tak bisa beranjak dari tempatnya, daripada hanya memberikan contoh kepada yang lain.
"Ada apa, Gus? Sepertinya anda sedang memikirkan sesuatu?" tanya Rohmat melihat kondisi Gus Welly yang sedang nampak tidak nyaman seperti hiasanya.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja?"jawabnya sembari menahan kegelisahan atas kawannya yang memilih untuk duduk memisah sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu datang tak hanya sekali karena keberadaan Gus Welly sendiri mengandung magnet tersendiri bagi para saudara/i yang datang. Tidak bisa dipungkiri pula jika usianya yang masih muda dengan diberkahi ketampanan dan kegagahan menjadikan dirinya dipuja banyak kaum hawa di kisarannya.
Dirinya sadar, ini bukan sebuah permasalahan yang mesti dipecahkan.Diantara berbagai banyak kemungkinan yang membuat kondisi seperti ini, Gus Welly sadar jika apapun fikiran yang terbesit di dalam kepalanya, hal tersebut bukan sesuatu yang mesti dijawab. Melainkan menjadi sesuatu  yang perlu dipertanyakan, setidaknya pada diri sendiri.
Bewol pun nampak baik-baik saja dengan keadaannya, tapi kenapa Gus Welly yang gusar dengan fikirannya? Seolah dengan menyendiri, ditakutkan Bewol akan merasa kesepian dan kesunyian, bahkan jangan sampai Si Bewol berprasangka kalau dirinya merasa terasing dari semua yang hadir.
Bewol hanya bercerita di dalam hati, "Adakah prasangka-prasangka perhatianmu itu segera kau enyapkan dalam pandanganku?" Perasaan asihmu hanya akan menguap jika hanya itu yang mampu kau lakukan. Terlalu banyak pertimbangan untuk sekedar menyapaku dan mengajakku masuk.
Setelah bertahan cukup lama dengan ketidaknyamanan tersebut, Gus Welly pun langsung keluar menyapa Bewol.
"Kenapa kamu memilih untu duduk sendiri disini? Sedangkan kamu pasti juga sadar bahwa sedari tadi, aku telah diberikan ketidaknyamanan dalam pandanganku melihatmu sendiri menanti salah satu dari kami menyapa dan yang  kehangatan" sapa Gus Welly.
"Tidak apa-apa, Gus. Saya lebih nyaman disini."