Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beribu-"Ibu"

28 Januari 2020   16:45 Diperbarui: 28 Januari 2020   16:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa saya meminta namanya? Awalnya saya hanya ingin khusus mendoakan ibu tersebut. Namun,tidak disangka kerabat GS saya ini disaat yang bersamaan meminta tolong, jikalau bisa untuk menuliskan cerita singkat tentang ibu tersebut. 

Kesempatan ini seketika menjadi kesempatan untuk korupsi syafaat, atau bahkan nodong dedungo kepada saudara-saudara yang nantinya membaca apa yang tertulis. Atau kemungkinan semua do'a akan batal ketika saya menceritakan sepenggal kisah ini menjerumuskanku dalam ketidaktulusan. Biarlah, saya anggap ini tahadduts bin-Ni'mah.

Ibu, mungkin tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk menyatakan cinta kepadamu. Namun, doa-doa kebaikan telah melayang ke ibu, meskipun ibu sama sekali tidak mengenalku. 

Saya sempat melihat ibu berjalan melintas di depanku setelah dari kamar kecil. Dan aku sangat bersyukur telah diberi kesempatan mengenalmu dan sekejap memandangmu. Alhamdulillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun