Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memandang Konflik sebagai Keindahan

27 Januari 2020   15:47 Diperbarui: 27 Januari 2020   15:53 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Suluk Surakatan
Dok. Suluk Surakatan
Bagaimana kita mesti menjawab kompleksitas zaman? Jika kita tidak mampu menjawab kompleksitas diri yang tak akan pernah berujung hingga kematian datang. Apa yang disampaikan Mbah Nun secara tidak langsung mengajak kita untuk berfikir secara paralel. Jangkep dan menep. Namun tetap eling dan waspodo seperti yang diingatkan kembali oleh Pak Munir di akhir acara. Jika akhirnya konflik merupakan jalan menuju kemuliaan, haruskah kita makrifati segala konflik bukan lagi sebagai sesuatu yang mesti kita hindari, melainkan sebuah keindahan yang perlu dimesrai?

Tentu kita paham jika tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas ijin Allah. Dan saat datang kesulitan, bersamaan dengan itu pula datang kemudahan. Dan semua tergantung proses perjalanan diri masing-masing yang menentukan sikap terhadap pilihan-pilihan yang datang menyapa. Ketika kita selesai dengan diri, mungkin konflik-konflik yang berkeliaran itu akan nampak seperti bunga-bunga yang sedang bermekaran di musim semi.

27 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun