Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Andaikan Cinta itu Harta

25 Januari 2020   22:15 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:22 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima enam, enam tujuh

Terlalu banyak kerinduan akan perjalanan menuju langit lapis tujuh

Hingga tujuh beralih menjadi delapan

Ketidakterbatasan ini menyulut angkara

Bagaimana preman bersorban itu meminta nominal tertentu? Disaat sedekah sudah berada di dalam kisaran jumlah nafkahnya.

Akankah Tuhan sekeji itu ketika meminta kepada manusia? Sehina itukah sampai Ia pun menuntut manusia untuk mengembalikan apa yang Ia beri?

Tentu tidak!

-

5% hanyalah syariat, sebuah tagihan untuk mengelabuhi manusia agar berterimakasih akan pemberiannya

Kalau memang begitu, apa bedanya Tuhan dengan bank?

Ternyata Tuhan riba dengan syariatnya?

Kata manusia untuk mensucikan harta, bahkan mereka masih berharap pahala.

Disaat manusia-manusia itu masih takut akan kelaparan

Disaat masa depan yang kelam seperti hantu yang terus membayanginya

Ah, andaikan cinta mampu bermahligai layaknya kemilau harta

Betapa kayanya manusia karena  Tuhan selalu memberikan setulus asihNya

Demi mengenalkan cinta

-

Aku malu hanya bisa seperti ini

Angkara mesti terpendam dalam senyap

Aku takkan mampu membalas!

Kecuali kepada angan yang selalu mengajarkanku

Menyusuri jalan yang tiada batas

Meski hanya kata-kata yang tak berharap

Dan aku bukan preman yang kerap menuntut lebih

Akan cinta yang tak berbatas.

***

13 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun