Begitu anda meninggal, apakah gagasan yang sebelumnya kita anggap baik ternyata belum tepat, kita akan minta pertanggung jawaban kepada seseorang yang memberikan gagasan ilmu tersebut? Enak sekali melempar tanggung jawab sebuah kesalahan kepada orang lain. Hubungan seorang penyampai ilmu dengan penerima ilmu seharusnya hubungan saling cinta tanpa embel-embel apapun, hati yang saling ikhlas. Jadi ketika ditanya tentang sesuatu hal yang kemungkinan salah, kamu berani bertanggung jawab atas ilmu tersebut.
Dan bagaimana dengan yaumul hisab, hari yang digadang-gadang merupakan hari yang paling menyeramkan. Hari ketika semua dibangkitkan kembali. Dikumpulkan bersama-sama, kamu tidak bisa memandang anakmu, orang tuamu, belahan hatimu, karena masing-masing dari kita sibuk memperhatikan diri sendiri. Sudah siapkah dengan tanggung jawab itu?
Di akhir acara, Mbah Nun hanya berpesan, "anda beriman kepada Tuhan itu gak penting-penting amat, yang terpenting adalah Tuhan percaya kepada anda." Bukan guru anda, bukan ilmu apa, bukan siapapun atau apapun, Melainkan melatih diri supaya mendapat kepercayaan dari Tuhan. Lalu, beliau juga menambahkan untuk mentradisikan sregep atau rajin. "Karena hari, siang, bahkan malam tidak pernah absen sekalipun kepada kita."
Kadipiro, 5 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H