Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tatapan Pengemis Syafaat

13 Desember 2019   16:00 Diperbarui: 13 Desember 2019   15:59 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana mungkin aku bisa menumpuk hasil dari upaya mengemisku? Sementara bapak-bapak itu selalu mengajariku tentang kesederhanaan hidup, tentang perjuangan yang tak kenal lelah, dan terus bekerja demi orang yang dikasihinya meski dipandang sebelah mata."

"Bukankah setiap manusia sudah ditentukan kadar kekuatannya agar kompatibel dengan ujian yang sedang dihadapi?"

"Sudah pasti, hanya saja pekerjaan mengemisku lebih banyak menghasilkan cinta daripada hasil yang sering mereka sebut uang. Aku selalu meminta dan terus meminta syafaat seakan hanya itu senjata utama yang bisa diandalkan agar selalu bisa berfikir jernih memandang kehidupan yang sesungguhnya penuh cinta dan kemesraan."

"Bukankah kita tidak lebih dari sekedar pengemis syafaat yang saling bertatap muka?" Imbuhnya.

Sudah seharusnya mendung itu menyapa dengan segera, memberikan semilir yang menghempaskan kegerahan yang sedari tadi telah dinikmati. Meski kita tidak pernah memahami, apakah mendung itu datang menyampaikan keberkahan atau kehancuran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun