Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Ahlussunah wal-Mubah"

7 November 2019   15:50 Diperbarui: 7 November 2019   16:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau itu tergantung egomu pada saat itu, kamu lebih memilih untuk mencari kekayaan (ilmu) untuk dirimu sendiri atau bebrayan dengan tetanggamu." Jawab Bewol. "Jangan takut kamu akan kehilangan suatu ilmu jika kamu sudah berangkat dengan niat menjemput ilmu dengan keranjang ilmu yang hanya kamu sendiri yang mengetahui kapasitasnya. Mau dipenuhi atau tidak." Lanjut Gus Welly.

"Berarti hal seperti itu kondisional, luwes saja. Namun jika mereka-mereka ngajak nyacat berjamaah, khususnya ketika Mbah sedang ngendhiko, mungkin aku bisa langsung berubah 100% menjadi manusia egois, hahaha...." terang Rohmat.

"Lihat tuh si Bewol, dia tidak hanya mendengarkan. Namun mencoba menyerap bahkan memaknainya dengan tulisan-tulisan yang segar. Dia melakukan itu pun bukan untuk kekayaan (ilmu) dirinya, akan tetapi demi berbagi kepada yang lain." Sanjung Gus Welly sembari cekikian.

"Menjadi terkenal itu mudah, akan tetapi menyembunyikan diri ternyata lebih susah." Jawab Bewol membalas cekikian-nya Gus Welly.

"Ah... aku sendiri yang gak paham dengan yang kalian tertawai."

"Pokoknya gini, ketika kamu berada di semesta pembelajaran, bayangkan hanya ada kamu dan dirimu sedang berhadapan dengan orang yang memberimu ilmu, sekalipun jika dalam realitas mata pandang, kamu sedang berada di antara kerumunan."

Obrolan pun memanjang sampai lupa dengan waktu yang terus saja berlalu. Kebijaksanaan sangat diperlukan dalam menangkap wawasan-wawasan baru. Dan dimensi kebijaksanaan itu sendiri akan nampak sejalan dengan seberapa dalam kedaulatan cara berfikir pribadi masing-masing.

Bahkan, tak sedikit orang yang mampu menembus wilayah ini masih sering kehilangan dirinya. Banyak yang mengaku ahli sunnah namun pada akhirnya hanya terjebak dalam ahli sunnah yang mubah. 

Tentu hal ini akan sangat riskan jika diungkapkan di depan khalayak ramai. Karena mereka masih memliki banyak tendensi keakuan dirinya daripada aku yang sejati. 

Lihatlah eksistensial mereka, seolah-eolah mereka nampak mencari perhatian langit, sementara dia sendiri sebenarnya lebih senang ketika dirinya menjadi pusat perhatian dan mendapatkan applause banyak dari lingkungannya.

"Mana yang kamu pilih, ahlussunah wal jamaah atau ahlussunah wal mubah, Mat?" tanya Gus Welly kepada Rohmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun