Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikutilah Mereka yang Tak Pernah Meminta Imbalan Apapun Darimu

9 Agustus 2019   16:06 Diperbarui: 9 Agustus 2019   17:36 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Akun Twiter Mocopat Syafaat

Mbah Nun memberikan contoh, ketika Siti Maryam lapar, maka makanan itu akan datang dengan sendirinya tentu dengan jalan yang telah direncanakanNya. Ketika nilai itu dipegang sangat kuat, mungkin kita merasakan jika segala laku merupakan sebuah pekerjaan, yang Allah pasti memberikan rizki atas pekerjaan tersebut. Di samping itu, tipe Siti Maryam tidak pandai menjadi seorang pedagang. Jadi, tipe ini hanya menganggap hidup itu tujuannya sederhana, "jangan sampai tidak lulus ketika dipanggil untuk kembali dan asalkan apa pun yang dilakukannya tidak menyebabkan celaka di depan Allah kelak."

Terkadang kita tidak menyadari jika sebuah kata yang sederhana itu akan sangat mempengaruhi makna. Bukankah banyak Tuhan menekankan banyak perintah untuk menegaskan tentang berfikir? Mungkin kebenaran itu hanya berlaku pada masa sekarang, namun bisa jadi kebenaran itu akan bertolak belakang di masa mendatang dan menjadi sebuah kesalahan. Ilmu itu tidak bisa dinilai statis, semuanya dinamis. Kita hanya bisa berproses menuju kebenaran karena kebenaran yang sejati hanya milikNya.

Ilmu itu pun tidak hanya terbagi dalam kognitif atau akademis saja, pendidikan mental pun sangat perlu. Apakah ada satu urusan di dunia ini yang tidak berhubungan dengan akhirat? Meskipun itu seolah-olah urusan dunia, namun alangkah lebih baik jika diakhiratkan. Bukankah kita mesti memperhatikan nasib selama di dunia? Agar kita tidak mudah terhadap suatu pencapaian keselamatan. Dalam kesempatan workshop, para jamaah maiyah pun diajak untuk terlibat agar yang lain lebih banyak memiliki sudut pandang dan keluasan berfikir.

"Anak-anak maiyah ini merupakan salah satu kelompok yang tidak akan memusuhi kelompok lain." Ujar Mbah Nun. Indonesia ini memiliki keunggulan luar biasa yang tidak semua orang dapat memahaminya. Jikalau ada kriteria menang-kalah, maju-berkembang, sehat-tidak sehat, itu dikarenakan kita terlalu percara pada klarifikasi kriteria dimana tolak ukurnya bukan dari sudut pandang kita sendiri, melainkan dari luar.

Maiyah ini agak jangka menengah dan jangka panjang. Kalau menyangkut urusan bangsa berarti agak panjang menurut Mbah Nun. "Karena ini (maiyah) yang buat Allah" tegas Mbah Nun. "Kamu (anak maiyah) tidak usah nagih siapa-siapa." Lanjut beliau. Ittabi'u man la yas'alukum ajron wahum muhtadun. Ikutilah mereka yang tidak meminta imbalan/penghargaan (karena hanya berharap kepada Allah). Merekalah yang mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun