Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ataukah Aku Masih Kurang Lantang Memanggilmu?

3 Juli 2019   16:18 Diperbarui: 3 Juli 2019   16:39 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah mengapa pikiran ini melayang ketika sedang mencinta. Tak tau lagi pikiran ini menampung segala isi mengenai cinta. Hilang sudah hasrat untuk menyampaikan tentang suatu rasa cinta yang tersirat dalam lautan ilmu. hanya saja jari-jemari ini enggan untuk berhenti.

Tidak ada persetujuan ataupun pertentangan yang akhirnya hanya akan memisahkan kebenaran dan kebatilan, keimanan ataupn kekafiran, senang maupun benci. Yang pada akhirnya hanya akan semakin membuat keberadaan semakin terlihat. Menjadi hina karena segala pengakuan tentang suatu konsep yang dibenarkan hingga akhirnya terciptalah perlombaan. Dimana orang berebut menaiki tangga menuju puncak eksisteni.

Semua tidak lagi berlomba-lomba dalam kebaikan, akan tetapi mereka membangun bangunan-bangunan untuk semakin membenarkan  konsep pemikirannya. Bukannya memperluas wadah dan ruang pemikiran sehingga dapat menampung segala pertentangan. Walaupun, pertentangan pun sengaja Tuhan ciptakan melalui ego manusia agar mereka mendapatkan pembelajaran menuju hakikat kebenaran yang sejati.

Walaupun zaman sudah mencapai ujungnya, tapi pasti akan ada yang memberi petunjuk di setiap kaum. "Walikulli qawmin hadiin", dan bagi setiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. Tinggal bagaimana diri kita meningkatkan kualitas diri kita untuk lebih peka terhadap kesejatian. Untuk bisa bergabung masuk ke dalam satu frekuensi, kita juga mesti memperbaiki receiver kita, baik islam, iman, maupun ihsan.

Tidak usah cemas, serahkanlah dirimu, biarkan dirimu menghilang, tiadakanlah dirimu. Satukan menjadi suatu kesatuan yang menyelamatkan, bukan yang mengeruhkan suasana. Sepertinya aku pun mesti menanti kita duduk berdua dan bercerita tentang semesta, bahkan rasa. Tak usah khawatirkan sunyi atau sepi, karena kebahagiaan selalu ada di bilik gelapnya meski sesekali menyakitkan dan menyesakkan. Ataukah aku masih kurang lantang memanggilmu?

15 november 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun