"kalaupun memang kau butuh darahku untuk menghapus dahagaku, ambillah! Akan kumintakan izin kepada Allah yang memilikinya". Salah satu bait lirik jalan kesunyian ini mungkin dapat menjadi gambaran bagaimana Simbah telah tuntas terhadap prasangka. Bahkan dalam perjalanannya beliau pernah mengatakan jika salah satu tirakat yang disukai adalah diprasangkai tidak sebagaimana mestinya.
Jadi jangan sampai kehilangan nikmat untuk menikmati segala hal. Untuk melawan ketidaktahuan alangkah baiknya jika kita mengambil jalan memaafkan. Serta mendoakannya supaya terhidar dari ahmaq dan dapat segera mengambil sikap layaknya cahaya.
Api tidak semestinya dilawan dengan api. Dan jika mereka membawa perpecahan, mari kita songsong dengan perdamaian. "Kami beriman kepadaNya." Mukanya, pakaiannya sangat menunjukkan penampilan orang-orang beriman. Namun bagaimana mereka dapat mencapai keimanan dari tempat yang jauh? Jika dibilang ini suatu keresahan atas apa yang melanda seseorang yang dicintai. Berarti anda salah sangka.
Karena anggap saja ketidaktahuan itu hanyalah aku. Iya, "aku". Semoga dengan ketidaktahuanku, kalian segera memahami apa itu mengerti, memahami. Hingga berbelas kasihlah!
9 Mei 2019Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI