Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melawan Ketidaktahuan dengan Memaafkan

9 Mei 2019   16:25 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:49 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"kalaupun memang kau butuh darahku untuk menghapus dahagaku, ambillah! Akan kumintakan izin kepada Allah yang memilikinya". Salah satu bait lirik jalan kesunyian ini mungkin dapat menjadi gambaran bagaimana Simbah telah tuntas terhadap prasangka. Bahkan dalam perjalanannya beliau pernah mengatakan jika salah satu tirakat yang disukai adalah diprasangkai tidak sebagaimana mestinya.

Jadi jangan sampai kehilangan nikmat untuk menikmati segala hal. Untuk melawan ketidaktahuan alangkah baiknya jika kita mengambil jalan memaafkan. Serta mendoakannya supaya terhidar dari ahmaq dan dapat segera mengambil sikap layaknya cahaya.

Api tidak semestinya dilawan dengan api. Dan jika mereka membawa perpecahan, mari kita songsong dengan perdamaian. "Kami beriman kepadaNya." Mukanya, pakaiannya sangat menunjukkan penampilan orang-orang beriman. Namun bagaimana mereka dapat mencapai keimanan dari tempat yang jauh? Jika dibilang ini suatu keresahan atas apa yang melanda seseorang yang dicintai. Berarti anda salah sangka.

Karena anggap saja ketidaktahuan itu hanyalah aku. Iya, "aku". Semoga dengan ketidaktahuanku, kalian segera memahami apa itu mengerti, memahami. Hingga berbelas kasihlah!

9 Mei 2019 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun