Sebuah perjalanan tak akan menemukan keindahannya tanpa menemukan jatuh ataupun likunya, begitupun dengan Dini. Beban yang dirasakan pada tahun pertama sempat membuatnya merasa tidak kuat untuk terus berada di lingkungan surat kabar. Bagaimana tugas dan deadline mesti terselesaikan dengan tenggat waktu tertentu.Â
Bagaimana mesti dikejar petugas keamanan dan mesti berurusan dengan keamanan tersebut sampai nangis. Pun dengan pengalamannya diincar bos premannya Pasar Johar karena telah mengambil gambar tanpa seijinnya. Tapi akhirnya, segelintir pengalaman tersebut justru secara tidak langsung membawanya ke fotografi dokumenter pada tahun kedua. Yang dimaknai oleh Dini sendiri sebagai panggilan semesta. "Saya harus bisa nulis", kata Dini mengisyaratkan bahwa tulisan cerita perjalanannya mesti terus dilanjutkan.
Jika waktu menjadi sebuah syarat menembus keabadian, maka biarkanlah setiap jejak pertemuan menjadi sebuah laku isyaratnya. Pun jika pada akhirnya setiap rekam ingatan hanya meninggalkan angannya yang tersirat, maka biarkan makna tetap memeluknya erat. Teruslah menari di panggung semesta, sampai pada akhirnya berhasil mengenal bahkan menaklukan diri. Selamat dan sukses selalu!
Magelang, 30 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H