Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Untuk Menuju Kebaikan, Bergegaslah!

18 Maret 2019   11:40 Diperbarui: 18 Maret 2019   11:51 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, makna lebih penting dari fakta. Makna pun akan selalu berubah karena kita akan selalu menemukan pemahaman baru. Dan akhirnya, makna lah yang bisa menumbuhkan manusia, terutama pada kedewasaan cara berfikirnya. 

"Onani fikiran adalah nyabun intelektual" kata Mas Sabrang, yang disambut gelak tawa para jamaah hingga sedikit membuat suasana cair karena sedari tadi suasana pembelajaran dari Mas Sabrang agak ruwet, membutuhkan konsentrasi lebih untuk memahaminya. Jadi, Mas Sabrang menyimpulkan bahwa kebenaran sekarang adalah kesalahan yang belum kamu pahami. Jika resolusi tentang fakta itu semakin tinggi, maka pemaknaan akan Tuhan pun akan semakin dalam. Dan kebenaran yang sejati hanya milik Tuhan.

Sandaran hati pun dilantunkan atas request langsung dari Simbah. Sebuah lagu yang menceritakan jika ada yang selalu menemani dalam kesepian rindu. Sedih yang tak lagi berarti jika 'Kau'-lah sandaran hati. 

Satu bait lagu yang sangat mungkin disalahpahami oleh pacarmu jika kita menyanyi didepannya. Pak Munir lalu juga diberi waktu untuk mengutarakan sedikit penjelasan tentang ekonomi maiyah. Dilanjutkan dengan puncak hiburan di Mocopat Syafaat yang tampil menggugah pada waktu 2/3 malam. 

Puisi kali ini diberi judul 'Bangunkan Bangunmu'. Strategi analogi rasa selalu menjadi ciri khas puisi Mbah Mus, yang dilantangkan secara khas. Mungkin, hanya di Mocopat Syafaat kita bisa menemukan gelak tawa seperti pada waktu yang khusus pula.

Namun, pusii dari Mbah Mus selalu menjadi pertanda juga jika acara akan segera berakhir. Pada sesi akhir, Mbah Nun banyak berpesan kepada jamaah. "Dimanapun anda bekerja,jangan sampai kehilangan kenikmatan atas apa yang anda kerjakan" pesan Mbah Nun." Daya kritisme harus selalu siap pada setiap jawabab yang datang tidak sesuai harapan. Hal tersebut akan berpengaruh pada mental seseorang, terutama untuk mengasah kewaspadaan. Karena "tanpa kewaspadaan, kamu tidak akan bertahan lama" lanjut Mbah Nun.

Jangan sampai salah meletakkan sandaran akan makna-makna yang telah ditemui. Simbah menyatakan jika kita harus mempunyai atau menemukan 'Master Key' hidup kita agar jelas tujuan hidup kita. "Buatlah matrix hidupmu sendiri sehingga anda tidak perlu menunggu Indonesia dan dunia. Untuk tumbuh, berkembang, serta berubah." Pesan Simbah. Setelah sesi tanya jawab selesai, sekitar pukul 03.00 dini hari acara dipungkasi oleh Simbah dengan pembacaan Surat An-Nuur, kemudian berdoa bersama yang dipimpin Pak Muzzamil.

Kasihan, 17 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun