Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menemukan Kembali Islam

9 November 2018   15:57 Diperbarui: 9 November 2018   16:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Amron menegaskan bahwa orang yang menguasai dunia adalah orang yang menguasai informasi. Informasi disini tidak diartikan sebagai informasi update tentang segala kejadian yang hanya menyangkut keadaan dhohir/lahiriah, akan tetapi juga menguasai tentang informasi ruhaniah atau batin. Informasi ini tidak hanya substansial, akan tetapi bersifat universal. Dan menguasai dunia disini tidak diartikan akan mempin dunia, akan tetapi menguasai dunia disini berarti ia telah selesai dengan segala apapun yang bersifat duniawi.

Sebagai contoh, Pak Amron memberikan makna tentang duduk tahiyat dalam sholat, terutama dalam lafadz "assalamu'alayna wa'alaa ibadillahish-shalihin". Dimana dalam lafadz tersebut secara tidak langsung bisa dianalogikan seperti mengaktifkan akun shalat kita. "Nggih kulo tampi, kemudian dibagi kepada orang-orang sholihin." Pak Amron menambahkan. Akan tetapi semua itu tentu tergantung receiver kita dalam mendapatkan informasi. Sehingga mempengaruhi informasi yang tersalurkan kepada orang lain.

Dan Allah tidak pernah memilih siapa yang berhak menerima infoemasi dalam bentuk Ilham ataupun mukaramah. Semua itu tergantung bagaimana kita mengaktifkan kualitas receiver kita terhadap informasi-informasi itu. Kalau receiver kita masih berupa Nokia 3310, jangan pernah mengharapkan keajaiban mendapatkan informasi dengan kualitas visual dan audionya seperti Iphone 6.

Kids zaman now seakan menerobos cakrawala tersebut. Tapi, permasalahan mereka adalah mentalitas yang belum terasah, kecuali kalau Gusti memberikannya langsung melalui pengalaman-pengalaman yang meningkatkan kualitas tassawufnya. Karena sejatinya semua ilmu -- termasuk tassawuf -- tidak akan pernah bermanfaat jika tidak diamalkan/dilakukan. Padahal Pak Amron sendiri menambahkan jika aplikasi ilmu tassawuf merupakan gabungan dari pengalaman dan syariat.

Jadi orang yang akan menguasai dunia akan selesai dengan segala urusannya ketika mengetahui segala informasi. Mas Sabrang juga pernah mengatakan,"segala pengetahuan(informasi)mu tidak akan berguna sama sekali ketika bertemu dengan hakikat." Orang biasa jika receivernya tidak pas dengan informasi yang didapat pasti akan nge-lack, nge-hang, atau bahkan bisa langsung mati pet receivernya. Dan kalaupun dikasih kepekaan sedikit saja mengenai informasi-informasi tersebut pasti akan ngelu ndasmu.

Dirinya melayang dalam kemesraan, segala laku tergerak karena cinta. Waktu bukan lagi hambatan bagi mereka yang sedang mabuk cinta. Dunia tak lagi ingin dikuasai, melainkan dicintai. Surga bukan menjadi tujuannya, neraka pun dianggap sebagai bukti cinta Allah kepada manusia.

Untuk menemukan kembali islam terdapat 5 rumus transformasi manusia untuk menjadi Rahmatan Lil'alamiin. 1. Kemandirian (manusia berdaulat atas dirinya); 2. Selalu mensucikan jiwa; 3. Takhalli (mengosongkan jiwa dari sifat tercela) dan Tahalli (mengisi jiwa dengan sifat terpuji); 4. Amanah; 5. Cinta. Segala cinta ini berhubungan dengan Nidhomus-Tajalliyah. Bagaimana me'manusiakan-ruang' diri kita. Peristiwa shloat merupakan peristiwa cinta, kekhusyukan sholat adalah cinta. Sama sekali tidak ada rasa ingin menguasai. Bahkan kita diciptakan karena Allah ingin bercinta dengan kita.

Karena keterbatasn waktu, acara malam itu mesti diakhiri dengan melantunkan bersama Shohibu Baiti yang sangat khidmat diteruskan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mas Eko. Walaupun tidak ada batasan waktu untuk tetap ditempat dan melanjutkan bincang-bincang dengan sedulur-sedulur yang masih ingin melanjutkan sinau pada malam itu.

Sabtu, 3 November 2018

Omah Maneges, Muntilan, Magelang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun