Mohon tunggu...
aaaaaa aaaaaaa
aaaaaa aaaaaaa Mohon Tunggu... -

aaaaaa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Framing Media dan Persepsi Masyarakat Terhadap Soeharto

14 Oktober 2014   03:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jenderal Besar H.M Soeharto, adalah Presiden Republik Indonesia yang ke-2, 3 dekade lebih memimpin banyak sejarah yang sudah terukir di Indonesia, baik itu yang baik ataupun yang buruk. Era Soeharto dikenal dengan masa-masa pembangunan, pada masa-masa tersebut bangsa indonesia terus menapaki langkah demi langkah menuju bangsa yang mandiri, namun disisi lain banyak juga kenangan buruk yang terjadi saat masa orde baru, sebut saja misteri petrus, pembasmian PKI, mobilisasi politik dalam pemilu dan lain-lain dengan alasan menurut pemerintah saat itu untuk menjaga stabilitas pembangunan. Tepatnya pada Mei 1998 Soeharto akhirnya lengser dari RI-1 dan menandai berakirnya orde baru serta lahirnya era reformasi.

Saat ini sudah 16 tahun berlalu lengsernya orde baru dan 16 tahun juga umur reformasi sudah banyak yang perubahan yang terjadi pada bangsa Indonesia, seperti Pemilihan Umum Legislatif, dan Presiden, dan bebasnya Media/Pers dalam memberikan informasi pada masyarakat adalah yang sangat dirasakan saat ini. Namun bila kita lihat, setiap pemberitaan mengenai orde baru atau Soeharto yang ditampilkan media, lebih banyak mengenai sisi negatifnya saja,jarang sekali ditemui berita-berita yang mengangkat prestasi-prestasi di masa kepemimpinan soeharto, atau paling tidak sekedar mengingatkan kembali apa yang pernah dicapai Indonesia pada masa orde baru.

Persepsi masyarakat terhadap Soeharto juga tidak seluruhnya buruk, dan tidak seluruhnya baik, namun bila kita melihat fenomena 2 tahun terakhir ini terlintas ada pengakuan ataupun kerinduan dari masyarakat terhadap Soeharto akan prestasinya, ataupun menyadari bahwa ada hal-hal baik yang pernah dirasakan di masa orde baru tidak dirasakan lagi saat ini, ada juga fenomena laku kerasnya baju bergambar Soeharto dan bertuliskan “Piye Kabare ?  Enak Jamanku toh?,”  dan juga beberapa waktu yang lalu lembaga survei indobarometer merilis hasil survei yang menyatakan Soeharto adalah presiden terbaik Indonesia.

Framing dalam pengertian oleh (Sudibyo, 2001:186) “Framing merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek-aspek tertentu, dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya”, Jika benar media saat ini telah memframe atau membingkai mengenai Soeharto dengan lebih menonjolkan aspek-aspek negatif orde baru saja, dan tidak begitu mengindahkan sisi-sisi positif Soeharto, hal ini menarik, antara framing media mengenai Soeharto dan persepsi masyarakat mengenai Soeharto terlihat cukup berbeda, tentunya hal ini belum pasti dan masih perlu untuk diteliti,  bagaimana  framing media terhadap Soeharto, bagaimana persepsi masyaralat terhadap Soeharto dan apa saja hal-hal yang mendasari persepsi masyarakat terhadap Soeharto masih perlu diteliti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun