Mohon tunggu...
Muhammad TaufanGemilang
Muhammad TaufanGemilang Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

seorang pelajar yang selalu berusaha untuk bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merah Putih Memanggil, Pemuda Harus Berperan Bukan Baperan

14 November 2022   09:08 Diperbarui: 14 November 2022   09:18 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus harian sejak awal Covid-19 hadir di tengah-tengah kita semua. Hal ini pun direspon oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan ataupun memutuskan untuk melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa -- Bali yang dimulai sejak hari Senin (11/01/21) sampai tanggal 25 Januari 2021 bahkan diperpanjang.

Namun, upaya pencegahan dan penanganan pun pada dasarnya hanya akan menjadi sesuatu yang sia-sia jika semua pihak tidak konsisten bersinergi dalam melakukan pembatasan sosial. Minimal kita semua masih memperhatikan edukasi 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak).

Selain Pandemi Covid-19 yang terus menunjukan taringnya, keadaan alam pun sepertinya sedang tidak bersahabat. Banyak fenomena terjadi silih bergeanti, dimana-mana tanpa mengenal waktu. 

Mulai dari Tanah Longsor di Kabupaten Sumedang Jawa Barat, spesifiknya di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung yang mengakibatkan banyak orang meninggal dunia dan 12 orang hilang. 

Tidak hanya itu melainkan juga salah satu Gunung teraktif di Indonesia yaitu Gunung Merapi yang menunjukan aktivitas yang intens sehingga erupsi yang memiliki potensi radius bahaya 5 km dari puncak.

Lalu musibah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 yang terkonfirmasi jatuh di perairan Kepulauan Seribu yang terjadi pada hari Sabtu (9/01/2021). 

Pesawat yang mengangkut 62 jiwa penumpang termasuk dengan kru pesawat di dalamnya, rute Cengkareng-Pointianak itu hilang kontak setelah 4 menit lepas landas, dan dilaporkan sekitar 34 jasad korban teridentifikasi DVI Polri sisanya masih diperiksa. 

Belum lama setelah itu, banjir dilaporkan terjadi di wilayah Kalimantan Selatan pada Minggu (13/01/21), berdasarkan data BNPB dilaporkan sekitar 21.990 jiwa terdampak bencana banjir spesifik di Kabupaten Tanah Laut, hal ini menyebabkan banyak sekali korban dan kerugian.

Dan ternyata belum usai, baru beberapa saat kejadian itu dilaporkan dari BNPB tepatnya di wilayah Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. Terjadi gempa bumi pada Kamis (15/01/2021), dengan kekuatan magnitudo 5.9 dan keesokannya pun gempa terjadi kembali lebih besar yakni 6.2 hingga menyebabkan kerusakan.

Sampai pada Senin (18/01/21) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), menyebut terdapat sekitar 84 orang meninggal akibat gempa di kedua daerah tersebut. Dan baru keesokan harinya pada Selasa (19/01/21) terjadi banjir bandang yang menerjang Kabupaten Bogor tepatnya di Gunung Mas, diketahui bukan hanya air saja melainkan banjir juga menyeret lumpur yang menutupi akses mobilitas penduduk disana.

Jika diakumulasikan dari bencana yang terjadi di awal tahun 2021 mulai dari tanggal 1 Januari sampai 18 Januari 2021, berdasarkan BNPB dihitung sebanyak 154 bencana alam terjadi di Indonesia ucap Jubir Satgas Covid-19 BNPB bapak Wiku Adisasmito pada persnya secara virtual di Graha BNPB, Jakarta (19/01/21). Tentu bencana ini belum usai sampai disana, akan banyak hal-hal yang tak terduka menimpa kita semua khususnya di Indonesia sampai detik ini.

Namun, bukan hanya sekedar bencana alam saja yang silih berganti membuat banyak tangisan di awal tahun 2021. Melainkan juga karena wafatnya para ulama ataupun orang-orang shaleh yang meninggalkan kita satu persatu, termasuk salah satunya Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis (14/01/21) yang diikuti serta didahului ulama ataupun guru besar lainnya.

Kemudian kita berganti tahun 2022, ternayata Diawal tahun 2022 kita disambut dengan sebuah peringatan alam Kembali yaitu bencana Longsor di Dsn. Sukasari, rt/rw : 03/03, Ds. Ciherang, Kec. Sumedang Selatan, Kab. Sumedang, tepatnya pada hari Sabtu, 15 Januari 2022 Pukul : 16.30 Wib,  Kronologis kejadian : Terjadi Bencana longsor yang di sebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi dari mulai pukul 13.20 s/d pukul 16.00 WIB, mengakibatkan tebing dengan ketinggian -+150 m dan lebar -+80 m Longsor, yang mengakibatkan 2 Hektar sawah tertutup dan sebagian sawah terbawa longsoran serta longsoran menutup aliran sungai Cipongkor yang bermuara di sungai cipeles.

Setelah itu kita tidak bisa lupa akan kejadian yang sangat viral sampai mancanegara yaitu Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) menelan ratusan korban jiwa. Tragedi itu terjadi usai Arema FC Malang kalah dalam pertandingan sepak bola dari Persebaya.

Setidaknya, sebanyak 130 orang tewas dalam tragedi tersebut dan 180 lainnya mengalami luka-luka per data Minggu (2/10) pagi.

Salah satu kisahnya diajarkan ataupun diceritakan dalam Qur'an surah Al-Kahfi tepatnya tentang kisah Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda yang lari ke gua dari kejaran raja yang dzalim dan mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan terhadap Agama dan Tuhannya hingga mereka diselematkan melalui pertolongan- Nya dengan dibuat mereka tertidur selama bertahun-tahun sampai lepas pengejaran tersebut. 

Mereka yang hanya diketahui berjumlah 7 orang pemuda tidak diketahui namanya, disitulah peranannya. Bukan tentang soal nama melainkan soal peran yang dilakukan. Memperbanyak usaha dan doa.

Mari melihat Indonesia lebih dekat, keberadaan kita selaku pemuda selalu dibutuhkan oleh sekitarnya. Jika kini waktu-waktunya bencana datang silih berganti menimpa kita, maka kini saatnya untuk mengambil peran menolong mereka. Lantas, peran apa yang bisa kita berikan ditengah duka seperti saat ini? Yuk sama-sama temukan peran.

1. Mengajak Orang-orang Terdekat untuk Ikut Berperan dalam Upaya Melestarikan Lingkungan.

Peruasifitas anak muda di era digital ini sangat memiliki daya yang besar dalam mengajak yang lain terhadap satu isu tertentu yang dikorelasikan dengan satu tindakan. 

Dalam konteks ini urgensinya adalah lingkungan yang mesti dijaga ataupun dilestarikan, mulai dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dimanapun seperti tidak membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai. 

Sampai membuat kampanye besar-besaran baik melalui aksi nyata di lapangan, atau bisa juga melalui media sosial dengan memunculkan tagar tertentu seperti #PrayForIndonesia dan berbagai isu lain. Tindakan kecil yang tanpa kita sadari sangat berdampak pada kenyataan.

2. Memberikan Kontribusi di Bidang-bidang Lain yang tetap berdasarkan pada Isu Lingkungan dan Kemanusiaan.

Seperti yang disampaikan pada poin-poin sebelumya, semua itu bisa saja direalisasikan namun hanya beberapa contoh saja. Karena masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk berperan. 

Maka dari itu di poin inilah yang mewakili dari peran lainnya, beberapa diantaranya seperti mengadakan event berupa webinar dengan mengangat tema pentingnya menjaga lingkungan, mengikuti kajian tentang urgensi kemanusiaan di era pandemi Covid-19, memberikan dukungan kepada mereka yang menjadi korban, dan lain sebagainya. Memberikan apa yang bisa kita berikan.

3. Mendekatkan diri dengan-Nya

Atas apa yang telah terjadi sepanjang ini terkhusus pada fenomena bencana alam dan dipanggilnya orang-orang shaleh oleh Allah, adalah hal yang perlu kita sadari, akui, dan perbaiki. Dari mulai melihat dan mengintropeksi diri, memperbaiki kesalahan kita sebagai manusia yang berbuat semena-mena terhadap alam dan (mungkin) saja karena kita yang sudah jauh dengan-Nya. Padahal, semua itu tentang dekat dengan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun