Aku mencari TuhanÂ
Di antara deras kapiler darah rembesi lobus lobus pulmaÂ
Terus menerus pasok helaan pungguk kehidupan
 Serta ilmu pasti yang turunkan maarifat berabad abad
 Aku mencari Tuhan
Pada hegemoni fajar atas kalbu yang diam diam terjamah kedamaianÂ
Pada kokok kokok ayam tiap sebelum bedug surau dentam dentam Pada ilalang ilalang kecokletan yang terbuai desah pawana tak jumawa pada kaki kaki anak desaÂ
Pada lenguh sapi yang tunduk tangan kasar penggembala gembira tuk pulang ke kandang
Aku mencari TuhanÂ
Pada senyum manis tawarkan hasrat lonte lonte pasar baru di minggu malamÂ
Pada tukang pos renta yang harap sangonan awal bulan setelah memilah milah sisaÂ
Pada gendongan kekar ayah pada pukul satu saat tergeletak di ruang tamuÂ
Aku juga mencari TuhanÂ
Pada jalan yang kau ikhlas hantarkan saat kutidak peduli lagi jejakÂ
Luhur tutur kata katamu saat dengar isak yang selalu kutahan tahanÂ
Tiap tiap cemas yang kau tunjukkan saat tak temukan kalimat saran rasional yang mungkin buatku tenangÂ
Dan pada enyaman jiwaku yang sesak terus cecap syukur hela nafasmuÂ
Diantara keraguanku dan keraguanmu Hingga percayaku maupun percayamu Semoga Gusti memang berada dimana mana.Â
Jatinangor, 21 Oktober 2018.Â
*Judul Terinspirasi dari Lagu Doa Sejuta Umat- Jason Ranti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H