Mohon tunggu...
Almira Tatyana
Almira Tatyana Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Mahasiswa

Seorang terpelajar harus sudah adil sejak dalam pikiran maupun tindakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berubah

25 Oktober 2017   11:03 Diperbarui: 25 Oktober 2017   11:09 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir akhir ini setelah uts dan mulai agak nyantai, saya punya waktu agak luang untuk berdiskusi dengan beberapa teman saya. Baru semalam saya berdiskusi dengan seorang teman saya, yang tidak saya sangka sangka akan menanyakan hal ini kepada saya;

 "Apa esensi dari perubahan?".

Mari saya runut ulang kenapa pertanyaan ini bisa muncul.

Beberapa waktu lalu saya dan teman teman seprodi mengikuti masa bimbingan yang diadakan oleh prodi saya. Masa bimbingan ini rutin diadakan setiap minggu terdiri dari beberapa sesi yang mengundang banyak pembicara yang hebat menurut saya untuk ukuran Mabim Prodi ataupun menghadirkan orang orang internal yang bisa menginspirasi kami para maba. Kebetulan pada mabim terakhir kemarin, yang menjadi narasumber adalah Ketua Kema Bem fakultas saya dan seorang alumni dari fakultas saya juga. Sumpah,  waktu kedua pembicara ini ngomong, saya sama sekali tidak mau melewatkan satu katapun. 

Pembawaan yang fun, interaksi yang dibuat sedemikian hangatnya, pribadi yang memang patut dicontoh dan materi yang memang tidak membosankan membuat saya nagih untuk medengarnya. Ada benang merah yang dibahas oleh mereka berdua yaitu "berubah". Hal ini menggugah pikiran saya dan segera saja ketika dibuka sesi tanya jawab pada saat sesi bersama Ketua Bem Fakultas kami, saya langsung menanyakan hal tersebut "Kenapa kita harus berubah? 

Memang ada apa dengan keadaan kita sekarang ini? Apa esensi dari berubah itu sendiri?". Saya kaget karena ternyata beliau kaget dengan pertanyaan saya, jujur saja saya lupa detail jawaban beliau gimana tapi yang jelas inti yang saya tangkap adalah  "Hal yang pasti adalah ketidakpastian, perubahan itu sesuatu yang mutlak jadi tergantung dari kita menghadapinya gimana".

 Saya cukup terkesan dengan jawabannya dan tanpa mengurangi rasa hormat saya pada beliau saya kurang puas dengan jawabannya. Gatel mulut saya untuk menanggapi ucapannya, tetapi karena waktu serta kondisi yang tidak memungkinkan saya hanya mengangguk angguk ketika ditanya  apakah saya sudah puas dengan jawabannya.

Balik ke temen saya tadi, tenyata setelah sekitar dua mingguan pertanyaan itu terlontar, dia baru mengakui bahwa mulutnya juga gatel untuk menanggapi saya. Dia heran kenapa pada saat forum seperti itu saya justru melontarkan pertanyaan yang "begitu". Saya jawab ya kenapa enggak, meurut saya dia orang yang mempunyai kapabilitas untuk menjawab pertanyaan semacam itu. Lalu dia menanyakan pertanyaan tadi "Apa esensi perubahan menurut lu?".

 Sebenernya saya bingung untuk menjawabnya karena memang saya tidak memikirkan opini saya sendiri sampai sedalam itu mengenai esensi dari perubahan itu sendiri. Lagian, saya juga lagi asik membaca dan menikmati "me time". Tapi dia memaksa saya untuk menjawabnya, dan tidak dipungkiri memang pertanyaannya menarik jadi saya berfikir lagi untuk menjawabnya.

Kita lihat dulu pengertian "berubah" ini secara harfiah. Menurut KBBI berubah berasal dari kata dasar "ubah" yaitu menjadi lain (berbeda) dari semula. Sedangkan untuk "berubah" artinya beralih,berganti, bersalin, bertukar dan untuk "perubahan" artinya hal (keadaan) berubah, peralihan, pertukaran. Intinya dengan atau tanpa imbuhan, arti dari "ubah" ini adalah menjadi sesuatu yang lain. Lalu apa esensi dari "berubah" itu sendiri?.

Kita sering medengar dalam suatu orasi, forum ataupun slogan slogan yang mencantumkan kata "berubah", "mari kita lakukan perubahan!", "Berani untuk berubah" lalu saya mepertanyakan (dalam hati) , apa yang mereka maksud dengan berubah? Berubahnya dalam bentuk apa? Lah emangnya kenapa harus berubah ada apakah dengan keadaan kita sekarang? Apa aja yang salah? Trus kalo udah berubah, apa harus berubah lagi? Bukannya "kita" sekarang tuh dampak dari perubahan perubahan sebelumnya? Trus sampe kapan harus berubah?. Kalo menilik dari bahasan saya tadi bahwa perubahan adalah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa dihindari memang benar adanya, saya setuju bahwa memang kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri, tapi sekali lagi saya tanyakan "Apa limitasi dari berubah itu sendiri"

Setelah berfikir agak lama saya mengambil kesimpulan sendiri. Berubah itu tergantung dari diri masing masing. Lah? Jadi klise gitu jawabnya, saya aja kaget karena saya sendiri ngomongnya klise gitu, tapi ya memang bener setelah dipikir pikir, berubah itu tergantung sama diri sendiri dan perspektif masing masing si empunya. Kenapa gitu? Karena diri sendirilah yang tau bentuk perubahan gimana yang cocok untuk hidupnya. Berubah itu tergantung  dari perspektif diri sendiri, limitasi "berubah"nya apa, mau berubahnya gimana, setelah berubah itu pengennya jadi apa, tujuannya apa, feedbacknya apa, dan yang paling penting adalah "How to".

 Menurut saya seperti yang saya kirim ke line temen saya, sebuah perubahan tidak bisa ada tanpa kesadaran diri sendiri karena kalo dalam diri sendiri itu sudah sadar otomatis mekanisme dari perubahan itu akan berkembang dengan sendirinya. Sebenernya "esensi" dari perubahan itu sendiri tergantung sama perspektif diri kita masing masing. Setiap orang berhak untuk menginterpretasi "berubah" seusai dengan porsi mereka masing masing. Karena yang tau mereka seperti apa ya diri mereka sendiri, bukan motivator, bukan juga janji janji politis diluar sana yang menyuarakan "perubahan".

Setiap orang juga berhak untuk tidak "berubah". Balik ke diri mereka masing masing, selama keadaan sekarang tidak menjadi masalah untuk mereka, dan "perubahan" itu adalah sebuah hal yang sia sia kenapa harus melakukan hal tersebut?. Toh, seandainya memang resiko untuk tidak berubah itu ada, hal itu ditanggung sama diri sendiri, asalkan juga tidak menganggu orang lain juga.  Jangan sampai slogan slogan "perubahan" diluar sana mempengaruhi sesuatu yang seharusnya hanya diri kita sendiri yang tahu.

Sebenarnya saya tidak seradikal itu dengan mengatakan benci pada tekanan dan suara suara perubahan di luar sana. Yang saya garis bawahi adalah, kata "berubah" itu harus ada makna yang jelas, tujuan dan maksud yang kentara agar tidak ada tujaun terselubung lain dengan mejual nama "berubah". Setiap orang berhak untuk tau bentuk perubahan apa yang dimaskud dan sekali lagi setiap manusia adalah makhluk yang memiliki pandangan pribadinya masing masing. Jangan sampai karena "berubah" itu memukul rata setiap orang.

Saya jadi sedikit berterima kasih dengan teman saya yang tiba tiba nanyain itu. Karena jadinya saya ketrigger untuk membahas hal hal yang beginian, sesuatu yang lumayan lama saya tidak sentuh. Sejujurnya saya masih mencari cari makna "berubah" itu sendiri, yang sesuai dengan porsi saya, yang sejalan dengan pribadi saya.  

                              

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun