Mohon tunggu...
Almira Tatyana
Almira Tatyana Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Mahasiswa

Seorang terpelajar harus sudah adil sejak dalam pikiran maupun tindakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berubah

25 Oktober 2017   11:03 Diperbarui: 25 Oktober 2017   11:09 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah berfikir agak lama saya mengambil kesimpulan sendiri. Berubah itu tergantung dari diri masing masing. Lah? Jadi klise gitu jawabnya, saya aja kaget karena saya sendiri ngomongnya klise gitu, tapi ya memang bener setelah dipikir pikir, berubah itu tergantung sama diri sendiri dan perspektif masing masing si empunya. Kenapa gitu? Karena diri sendirilah yang tau bentuk perubahan gimana yang cocok untuk hidupnya. Berubah itu tergantung  dari perspektif diri sendiri, limitasi "berubah"nya apa, mau berubahnya gimana, setelah berubah itu pengennya jadi apa, tujuannya apa, feedbacknya apa, dan yang paling penting adalah "How to".

 Menurut saya seperti yang saya kirim ke line temen saya, sebuah perubahan tidak bisa ada tanpa kesadaran diri sendiri karena kalo dalam diri sendiri itu sudah sadar otomatis mekanisme dari perubahan itu akan berkembang dengan sendirinya. Sebenernya "esensi" dari perubahan itu sendiri tergantung sama perspektif diri kita masing masing. Setiap orang berhak untuk menginterpretasi "berubah" seusai dengan porsi mereka masing masing. Karena yang tau mereka seperti apa ya diri mereka sendiri, bukan motivator, bukan juga janji janji politis diluar sana yang menyuarakan "perubahan".

Setiap orang juga berhak untuk tidak "berubah". Balik ke diri mereka masing masing, selama keadaan sekarang tidak menjadi masalah untuk mereka, dan "perubahan" itu adalah sebuah hal yang sia sia kenapa harus melakukan hal tersebut?. Toh, seandainya memang resiko untuk tidak berubah itu ada, hal itu ditanggung sama diri sendiri, asalkan juga tidak menganggu orang lain juga.  Jangan sampai slogan slogan "perubahan" diluar sana mempengaruhi sesuatu yang seharusnya hanya diri kita sendiri yang tahu.

Sebenarnya saya tidak seradikal itu dengan mengatakan benci pada tekanan dan suara suara perubahan di luar sana. Yang saya garis bawahi adalah, kata "berubah" itu harus ada makna yang jelas, tujuan dan maksud yang kentara agar tidak ada tujaun terselubung lain dengan mejual nama "berubah". Setiap orang berhak untuk tau bentuk perubahan apa yang dimaskud dan sekali lagi setiap manusia adalah makhluk yang memiliki pandangan pribadinya masing masing. Jangan sampai karena "berubah" itu memukul rata setiap orang.

Saya jadi sedikit berterima kasih dengan teman saya yang tiba tiba nanyain itu. Karena jadinya saya ketrigger untuk membahas hal hal yang beginian, sesuatu yang lumayan lama saya tidak sentuh. Sejujurnya saya masih mencari cari makna "berubah" itu sendiri, yang sesuai dengan porsi saya, yang sejalan dengan pribadi saya.  

                              

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun