Mohon tunggu...
Tati Hidayat
Tati Hidayat Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Wanita Biasa

Penikmat hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batik Bantengan Anjani Batik Khas Batu Jawa Timur

26 Oktober 2023   14:24 Diperbarui: 26 Oktober 2023   14:38 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batik Bantengan Anjani Batik Khas Batu Jawa Timur

Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Batik adalah warisan budaya Indonesia yang menjadi kewajiban kita untuk melestarikannya. Saya salah satu pecinta batik Indonesia, kalau pergi ke suatu tempat untuk menjadikan kenangan membeli kaij batik menjadi salah satu kewajiban. 

Kebetulan dirumah ada penjahit, dan hampir semua outer batik saya di jahit olehnya. Batik memiliki proses pengolahan yang khas, batik juga bermacam-macam jenis nya. 

Batik akan memiliki harga yang fantastis tergantung dengan proses pembuatannya. Kalau batik yang dikerjakan dengan mesin masih terbilang terjangkau harganya. UNESCO menetapkan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak tanggal 2 Oktober 2009.

Batik Icon budaya Indonesia


Batik merupakan seni budaya yang wajib kita banggakan, selain dikenal dengan kepulausannya yang indah dan beragam seni budaya nya, lewat batik dunia mengenal Indonesia. 

Batik pesisir Indonesia dari pulau Jawa memiliki sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain. Bagi masyarakat Indonesia batik dianggap sebagai ikon budaya penting di Indonesia. 

Masyarakat Indonesia mengenakan batik sebagai busana kasual dan formal yang dapat digunakan dalam beragam acara. Batik juga menjadi seragam wajib di sekolah dan di kantor pada hari tertentu.

Batik Bantengan adalah hasil gabungan dari bakat, keahlian, ketekunan, dan cinta. Anjani Sekar Arum memulainya pada Agustus 2014 dengan mendirikan sanggar dan galeri batik Andaka di Kota Batu, Malang. 

Anjani Sekar Arum salah satu penerima Apresisasi Satu Indonesia tahun 2017, Ia mendesain sendiri motif kain batik Bantengan. Ia mewarisi bakat melukis ayahnya. Tapi, perempuan 26 tahun ini juga mengasah keahliannya di Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. 

Anjani mulai membatik pada 2010, dan pada tahun 2014 Anjani berkesempatan melakukan pameran. Dari 54 kain, ia menyisakan satu lembar. Persoalan datang ketika Istri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, mengajaknya pameran di Praha, Republik Ceko. Dua pekan menuju hari H, Anjani hanya sanggup membuat 10 lembar kain.


Melestarikan Batik lewat Sanggar Andana


Ternyata tidak mudah mencari pembatik yang tekun dan berbakat, pada tahun 2015, Anjani bertemu dengan Aliya, gadis berusia 9 tahun yang tertarik mempelajari cara membatik. 

Sejak saat itulah, Anjani memilih melatih anak-anak menjadi pembatik di sanggarnya. Sampai kini, sudah 58 anak yang belajar di sanggarnya, dan 28 di antaranya menjadi pembatik aktif. Setiap bulan, Sanggar Andana rata-rata menghasilkan 45 lembar kain batik. Setiap lembar dijual Rp 300 ribu-750 ribu. Dari setiap kain yang terjual, Anjani hanya mengambil 10 persen. 

Hasil dari penjualan tersebut digunakannya untuk membeli kain, pewarna, dan perlengkapan lain. Selebihnya menjadi hak para pembatik anak-anak. Tak jarang, meski penghasilannya terbilang kecil Anjani rela menghabiskan honornya, sebagai guru honorer di SMPN I Batu yang tak seberapa untuk menambal berbagai biaya sanggarnya. 

Patut dinacungi jempol semangat Anjani untuk menjaga warisan budaya Indonesia ini, karena jika bukan kita yang menjganya pasti suatu saat akan direbut oleh negara lain.

Dok. Satu Indonesia
Dok. Satu Indonesia

Anjani si Batik Bantengan, memang tidak mudah untuk mengajarkan membatik, karena membatik butuh kesabaran dan ketekunan. Jujur saya tidak bisa menggambar, maka ketika ada praktek membatik di Tulungagung, terasa sekali kesabaran para pembatik, apalagi dengan pola yang cukup rumit. 

Nah si Batik Bantengan ini mempunya filosofi, Batik Banteng Agung merupakan salah satu batik dengan ciri khas motif dari kota batu, Jawa Timur. Dimana Motif ini mengangkat dari kesenian Bantengan. Bantengan merupakan salah satu budaya Jawa Timur yang sudah melekat menjadi budaya dari kota Batu. Bantengan Kota Batu pernah meraih rekor MURI melalui "Festival 1000 Banteng Nuswantara" yang di selenggarakan di stadion Gelora Brantas.

Motif Batik Bantengan Agung mengangkat unsur-unsur dari kesenian Bantengan diantaranya: Kepala Banteng, Monyet, Macan, Bunga Tujuh Rupa, Alat musik kesenian, Cemeti dan Gerakan Kesenian Bantengan. Kalau wisata ke kota Batu jangan lupa mampir ke Batik Tulis Kota Agung by Anjani Batik Galery, tempat ini merupakan butik kain batik dengan motif bantengan khas Bumiaji, Batu dan sanggar mambatik manual. 

Jadi bisa banget nih bagi wisatawan yang pingin belajar membatik. Selain itu Batik Tulis Kota Agung merupakan salah satu destinasi objek wisata unggulan dari Desa Bumiaji Batu Jawa Timur. Setelah belajar membatik jangan lupa berbelanja kain batiknya untuk oleh-oleh keluarga atau sahabat, bisa juga loh buka jastip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun