#HTTS 2014
Sebagai pengguna layanan publik khususnya angkutan kota ini, hal yang paling menyebalkan saat naik angkot selain aksi ngebut-ngebutan sopir adalah’ rokok’.,
Huppfff.. jika saja ada survei tujuh dari sepuluh sopir angkot yang hilir-mudik pengemudinya pasti merokok, haripun makin sempurnah jika diangkot penumpangnya lainnya juga ikut merokok.
Pemandangan seperti ini adalah lazim adanya, ada saatnya mimik dan gesture tubuh cukup menggugah kesadaran penumpang lain untuk mematikan rokoknya, tetapi ada saat bahasa tubuh tak mampu mengantarkan pesan tersirat, teguran, atau mungkin pilihan terakhir mengganti angkot adalah jalan keluar.
Yah.. terlihat jelas kesadaran akan bahaya tembakau bagi kesehatan masih sangat rendah. Kalimat ini "Merokok mati, tidak merokok mati, merokok sampai mati" biasa terdengar. Pergantian slogan di iklan rokok “Merokok membunuhmu” diplesetkan lagi, “merokok kan membunuhmu bukan membunuhku..”, ckckck., tetep aja ada soal ada jawab!
Well, tengoklah sudah puluhan tahun negeri ini ada gerakan menggugah kesadaran bahaya rokok, tetapi data Kemenkes tahun 2013 lalu menunjukkan bahwa perokok remaja di indonesia malah naik 12 kali lipat dalam 12 tahun ini, linknya ada di sini http://health.detik.com/read/2013/05/30/150628/2260457/763/kemenkes-perokok-remaja-di-indonesia-naik-12-kali-lipat-dalam-12-tahun.
Data WHO SEARO (South-East Asia Region) dalam rilisnya mengungkap, 3 dari 4 anak usia 13-15 tahun terpapar oleh pesan rokok, mampir ke sini http://health.detik.com/read/2013/05/28/132831/2257932/763/who-3-dari-4-anak-terpengaruh-iklan-rokok?l771108bcj.
Data riset kesehatan dasar tahun (Riskesda) tahun 2013 juga menunjukkan bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas cenderung meningkat dari 34,2 persen menjadi 36,3 persen, saya kutip dari sini http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
Data-data ini tentu layak menjadi bahan perhatian, remaja sebagai kalangan rentan mencari eksistensi dengan merokok maka risiko mengidap penyakit mematikan berbanding lurus dengan usia dini merokok.
Hari ini 31 mei 2014, kembali diperingati sebagai hari tanpa tembakau sedunia (HTTS), gerakan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tembakau bagi kesehatan, acara tahunan berisi himbauan untuk para perokok agar berhenti merokok selama 24 jam serentak di seluruh dunia. Menggugah dan menarik perhatian publik akan dampak merokok bagi kesehatan. Peringatan HTTS tahun 2013 lalu menjadi isu public dengan tema “Hentikan Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok” Tahun ini tema yang diangkat pengusung HTTS di situs resmi WHO “Raise taxes on tobacco” linknya ada disini http://www.who.int/campaigns/no-tobacco-day/2014/event/en/ . "Naikkan Cukai Rokok, Lindungi Generasi Bangsa".
Jika rokok adalah tataran mind set ideologi, garis tegas yang harus ditebalkan?! Pro kesehatan atau pro rokok? Jika masih abu-abu rokok dan uraian masalahnya sepertinya masih jadi PR panjang.[]
*saya ingin hidup sehat tapi saya tak bisa hidup sehat, bukan karena saya tak mau tapi karena saya tak mampu. Sehat dan bebas asap rokok mungkin barang mahal andai usaha masih dalam tataran individu, karena itu gerakan pemberdayaan akan bahaya merokok tak boleh berhenti, dukungan sosial juga tak kalah penting, tetapi andai di Kota ini regulasi pro kesehatan terwujud "Kawasan Tanpa Rokok (KTR)", tak akan ada lagi pagi-pagi menyebalkan seperti prolog tulisan ini:(
**
Kdi,01;20 WITA - 31052014, Curhat pengguna angkot di Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2014
^^niteall
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H