Satu tahun lebih setelah pandemi, anak dan remaja di indonesia menghadapi tantangan " kenormala baru ", pandemi memiliki dampak sekunder yang luas terhadap 80 juta anak indonesia dan kehidupan sehari-hari. Pendidikan jutaan anak dan remaja terganggu akses layanan kesehatan, gizi dan perlindungan terdampak begitu besar.
Keluarga harus berjuang untuk mendapatkan penghasilan, dan bisa bertahan secara finansial.ketimpangan yang ada semakin memburuk, terutama yang terkait dengan gender, kemiskinan, dan sabilitas.
Berdasarkan analisis kebijakan dan penelitian, dokumen ini mengusulkan renspons dan upaya pemulihan civid-19 yang lebih berfokus terhadap anak. Dokumen ini membahas dampak pandemi di enam aspek.
1 ) kemiskinan
2 ) pembelajaran
3 ) kesehatanÂ
4 ) kesehatan mental
5 ) giziÂ
6 ) akses layanan air bersih, sanitasi, dan kebersihan.
Laporan ini menguraikan tindakan kebijakan yang diambil selama pandemi dan merekomendasikan tindakan yang sensitif terhadap anak untuk mengatasi dan mengurangi dampak pandemi.
   Perubahan pola mobilitas masyarakat dapat terjadi karena adanya shock dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai dampak dari kejadian alam maupun munculnya kebijakan baru. Sampai saat ini, perubahan segifikan pada pola mobilitas masyarakat merupakan salah satu bentuk reaksi dari penyebaran covid-19 di Indonesia. Pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain ini mampu menggambarkan efektifitas dari adanya kebijakan social distancing.
Dari kesimpulan ini mari kita selalu menjaga kesehatan kita dengan cara menaati protokol kesehatan, tetap memakai masker saat berpergian, jaga jarak dan selalu mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas.
1. Mencuci Tangan
Rutin mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif untuk mencegah penularan virus corona. Untuk hasil yang maksimal, kamu disarankan untuk mencuci tangan setidaknya selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat:
Sebelum memasak atau makan;
Setelah menggunakan kamar mandi;
Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun dan air atau pembersih tangan dengan alkohol setidaknya dengan kadar 60 persen.
2. Memakai Masker
Pada awal pandemi virus corona tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa penggunaan masker hanya direkomendasikan untuk orang sakit, bukan orang sehat. Namun, virus corona jenis SARS-CoV-2 yang merajalela hingga saat ini membuat protokol kesehatan bisa berubah-ubah seiring bergulirnya waktu.
3. Menjaga Jarak
Protokol kesehatan lainnya yang perlu dipatuhi adalah menjaga jarak. Protokol kesehatan ini dimuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI dalam "Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19."
Di sana disebutkan, menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Bila tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
4. Menjauhi Kerumunan
Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan merupakan protokol kesehatan yang juga harus dilakukan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering kamu bertemu orang, maka kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi.
5. Mengurangi Mobilitas
Virus penyebab corona bisa berada di mana saja. Jadi, semakin banyak dirimu menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula terpapar virus jahat ini. Oleh karena itu, bila tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah.
Jika ada gejala-gejala seperti gejala covid, sebaiknya langsung konsultasi terhadap tim medis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H