Definisi Ilmu ArkeologiÂ
Ilmu Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari artefak-artefak atau benda peninggalan kebudayaan kuno (masa lalu). Secara etimologi Arkeologi atau ilmu perbukalaan berasal dari bahasa Yunani, archeo yang berarti "kuno" dan logos berarti "ilmu".Â
Sedangkan secara terminologi Arkeologi bermakna studi aspek-aspek sosial dan kultural masa lampau melalui sisa-sisa material dengan tujuan untuk menyusun dan menguraikan peristiwa yang terjadi dan menjelaskan arti peristiwa tersebut.
Focus kajian ilmu Arkeologi adalah kepada gerak kenetik manusia yang bersifat bendawi (material culture). Selain itu dapat diuraikan sebagai kegiatan menggali perilaku manusia dengan mengkaji peninggalannya. Pendekatan arkologi didapatkan dari sumber benda.
Definisi Arkeologi menurut beberapa ahli
Arkeologi menurut beberapa ahli yaitu, di dalam bukunya Archaeologists and What They do, Robert J. Braidwood mendefinisikan bahwa arkeologi adalah suatu ilmu yang mempelajari artefak-artefak dan tingkah laku manusia dengan tujuan untuk mengetahui seluruh cara hidupnya  (Subroto).
Paul Bahn, menyatakan arkeologi adalah suatu kajian sistematik tentang masa lampau yang berdasarkan budaya kebendaan dengan tujuan untuk membongkar, menerangkan dan mengklasifikasikan tinggalan-tinggalan budaya, menguraikan bentuk dan perilaku masyarakat masa silam serta memahami bagaimana ia terbentuk dan merekonstraksinya seperti semula.
Grahame Clark mendefinisikan arkeologi sebagai suatu bentuk kajian yang sistematik terhadap benda purba untuk membentuk sebuah sejarah.
Cottrell Leonard juga mendefinisikan arkeologi sebagai satu cerita mengenai manusia dengan merujuk kepada peninggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, rangka manusia dan segala hasil karya dari inovasi yang diciptakannya (A. Nurkidam, Hasmiah Herawaty, 2019).
Relasi Ilmu Arkeologi dengan ilmu humaniora lain
Ilmu lain (eksak dan humaniora) sangat membantu untuk melakukan proses arkeologi. Seperti untuk mengetahui umur sebuah prasasati menggunakan unsur kimia.Â
Berbagai cabang ilmu yang selama ini kita kenal sebenarnya berasal dari akar ilmu yang sama. Menurut kacamata  arkeolog, hal ini merupakan sebagai hubungan silang.Â
Sebagai contoh adalah hubungan silang budaya yang dialami oleh disiplin arkeologi, antropologi, sejarah, dan filologi. Yang dimaksudkan hubungan silang tentunya dalam hal kajian budaya yang merupakan ilmu tentang manusia (Humaniora). Keempat disiplin ilmu itu memang berakar dari subyek yang sama, yaitu kebudayaan.Â
Bahkan, ahli Epigrafi, Prof. Boechari, pernah menyampaikan bahwa disiplin ilmu di atas tadi merupakan ilmu-ilmu serumpun. Tidak jarang dalam kajian ilmu arkeologi, misalnya, sering digunakan pendekatan-pendakatan filologi atau antropologi yang muaranya menghasilkan gagasan atau uraian yang bercorak historiografi sejarah.
Sumbangan ilmu Arkeologi kepada ilmu Sejarah snagatlah besar. Sebagai sama-sama disiplin yang memusatkan perhatiannya terhadap masa lalu, kedua kajian ini hanya berbeda pada obyek data yang digunakan. Sejarah melihat peristiwa yang terjadi pada masa lampau berdasarkan bukti tertulis. Selama ada bukti tertulis dari masa lampau, sejarah dapat menyusun informasi dari sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lampau.Â
Sedangkan arkeologi menggunakan data hasil budaya bendawi (materi) untuk menafsirkan kejadian yang terjadi pada masa lampau. Selain itu arkeologi juga dapat menghasilkan rekonstruksi kehidupan manusia masa lampau sampai pada tahapan sejarah budaya atau perkembangan budaya yang terjadi pada sebuah masyarakat.
Hemat saya, dalam kajian ilmu Arkeologi yang mengkaji benda peninggalan kebudayaan kuno yang mana didalam ilmu sejarah benda peninggalan kebudayaan kuno tersebut bisa dijadikan sebagai sumber sejarah yang berbentuk benda. Sumber benda atau material sources menurut Dien Madjid yaitu sumber sejarah yang berupa benda yang dapat dilihat secara fisiknya (Madjid, 2014). Dengan begitu ilmu arkeologi bekerja sangat maksimal terhadap ilmu sejarah.
Selain hubungan sumbangsih ilmu Arkeologi terhadap ilmu sejarah, arkeologi juga berhubungan dengan ilmu lainnya, diantaranya yakni ilmu antropologi. Dalam melakukan penelitian benda kuno, Arkeologi juga membutuhkan ilmu yang lainnya. Sumbangan ilmu alam di dunia arkeologi sebagian besar berupa pengadopsian teori dan teknik dalam perolehan informasi dan data.Â
Berbagai macam disiplin ilmu seperti fisika, kimia, geologi, paleontologi, genetis dan medis turut serta berkontribusi dalam berbagai analisis kajian arkeologi. Salah satu terobosan yang memberikan pengaruh besar dalam banyak disiplin ilmu, termasuk arkeologi, ialah penemuan metode penanggalan radiocarbon (Kaharudin, 2019).
Daftar ReferensiÂ
A. Nurkidam, Hasmiah Herawaty. (2019). Arkeologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Kaaffah Learning Center.
Kaharudin, H. A. (2019). Kelahiran Arkeologi Indonesia Di Ilmu Sosial dan Perkembangannya ke Ilmu Alam. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 25.
Madjid, M. D. (2014). Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Depok: Prenadamedia Group.
Subroto, P. (n.d.). Arkeologi: Humanisme dan Sains. 6.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H